REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengucapkan terima kasih atas atensi masyarakat, yang telah melaporkan kesalahan penulisan pada buku IPS kelas VI yang menyebut Yerussalem Ibu Kota Israel. Kemendikbud memastikan, akan segera merevisi kesalahan pada buku terkait.
"Terima kasih sudah memberi perhatian kepada buku-buku pelajaran anak-anak kita. Kami akan segera merevisi buku tersebut," ungkap Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Publik, Nasrullah kepada Republika, Rabu (13/12).
Nasrullah mengatakan, meskipun buku IPS kelas VI tersebut adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang terbit pada tahun 2009, namun Kemendikbud tidak bisa melakukan penarikan. Karena, menurut dia, masih ada sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013, dan masih mengacu pada kurikulum 2006.
"Memang saat ini sedang menerapkan kurikulum 2013. Tapi ternyata ada belum menerapkan itu, jadi tidak bisa ditarik, kecuali revisi," kata Nasrul.
Nasrul memastikan, Kemendikbud akan serius menangani keluputan dan kesalahan penulisan pada buku IPS kelas VI tersebut. Ke depan, Kemendikbud akan lebih memperketat penerbitan buku pelajaran. Sehingga, diharapkan kesalahan serupa tidak lagi terulang.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan sejumlah buku IPS kelas VI yang menulis Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Kesalahan penulisan tersebut tertulis pada sejumlah buku IPS, seperti pada buku IPS kelas VI terbitan Yudhistira, lalu buku IPS Kelas VI karangan Sutoyo dan Leo Agung, serta buku karangan Irawan Sadad Sadiman dan Shendy Amalia yang keduanya diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.