REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan menyebut penanganan banjir di Ibu Kota saat ini jauh lebih cepat dibandingkan beberapa bulan lalu. Dia mengatakan, kesimpulan itu dihitung dari cepatnya air surut ketika menggenang di satu titik lokasi tertentu
"Sekarang ini jauh lebih cepat penanganannya dibanding Agustus. Sudah dievaluasi BPBD, maksimal genangan saat ini hanya tiga jam," kata dia di Balai Kota, Rabu (13/12).
Menurutnya, banjir yang terjadi di Dukuh Atas pada Senin (11/12) lalu langsung surut dan kering tak lebih dari satu setengah jam. Meski ada pompa yang tidak berfungsi di sana, kata dia, hal itu bisa diatasi dengan pompa mobile yang dimiliki Pemprov DKI. Artinya, ia mengklaim, secara umum penanganan banjir relatif lebih baik.
Teguh mengatakan, ada 145 rumah pompa dan 451 pompa stationer milik Pemprov DKI. Sebanyak 95 persen pompa-pompa itu dalam keadaan baik. Lima persen pompa yang rusak akan di-back up dengan pompa mobile termasuk sarana lain seperti PPSU.
Dia mengaku, pompa-pompa yang rusak tersebut karena usia yang sudah tua. Teguh menyebut ada pompa yang sudah berusia 40 tahun. Jadi kalau dikatakan dari 451 pompa stationer, lima persen di antaranya memang sudah nggak layak untuk dipakai," katanya.
Gubernur DKI Anies Baswedan sebelumnya mengaku ada beberapa masalah hingga menyebabkan terjadi banjir di Dukuh Atas dan beberapa titik lain. Salah satu penyebab adalah tidak berfungsinya beberapa pompa sebagaimana harusnya.
"Nah kemarin yang tidak berfungsi itu yang di Dukuh Atas sehingga menimbulkan genangan, dua yang berfungsi sehingga perlu waktu satu jam (untuk surut) yang seharusnya tidak terjadi," ujar dia.