REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pesawat koalisi pimpinan Arab Saudi menyerang sebuah kamp polisi militer di ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi pada Rabu (13/12). Serangan ini menewaskan sedikitnya 39 orang dan melukai lebih dari 90 lainnya, termasuk beberapa tahanan.
Serangan ini merupakan bagian dari kampanye udara oleh koalisi yang didukung Barat terhadap Houthi yang bersekutu dengan Iran. Ketegangan semakin meningkat sejak Houthi menghancurkan upaya pemberontakan pekan lalu yang dipimpin oleh mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Houthi bahkan membunuh Saleh.
Seorang pejabat di kamp tersebut mengatakan pesawat koalisi telah melancarkan tujuh serangan di kamp tersebut, yang terletak di bagian timur Sanaa, di mana sekitar 180 tahanan ditahan.
Pejabat tersebut mengatakan tim penyelamat telah mengevakuasi 35 mayat dari reruntuhan, sementara lainnya masih dalam pencarian.
Ini adalah serangan terbaru dalam serangkaian serangan udara yang dilakukan koalisi di Sanaa dan bagian lain negara tersebut. Serangan koalisi Saudi banyak memakan korban dari warga sipil.
Seorang juru bicara koalisi pimpinan Saudi tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar atas laporan tersebut. Koalisi tersebut membantah bahwa pihaknya menargetkan warga sipil.
Amerika Serikat dan Inggris memberikan dukungan politik serta senjata dan dukungan logistik untuk koalisi pimpinan-Saudi, yang telah berjuang sejak 2015 untuk mengembalikan presiden Yaman yang diakui secara internasional, Abd-Rabbu Mansour Hadi, untuk berkuasa.