REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Zaid bin Tsabit dikenal sebagai penulis wahyu di masa Rasulullah SAW hingga masa Khulafaur Rasyidin. Bahkan, hingga saat ini, Zaid dikenal sebagai salah seorang sahabat yang memiliki peran penting dalam pengumpulan dan penulisan naskah Alquran. Karena keilmuan dan peranannya dalam penulisan Alquran, Zaid bin Tsabit diberi gelar Jami' Alquran al-Karim, yaitu orang yang menghimpun Alquran. Nama lengkapnya adalah Zaid bin Tsabit bin Dhahhak Al-Anshari Al-Khazraji.
Peran Zaid bin Tsabit dalam menghimpun dan menuliskan Alquran sangat penting bagi umat Islam. Sebab, melalui tangannya, penulisan Alquran bisa dibaca umat hingga kini di seluruh dunia.
Ketika dirinya diminta Abu Bakar untuk menghimpun dan menuliskan Alquran, Zaid merasa beban itu teramat berat. Ia mengatakan, ''Demi Allah, seandainya mereka menugaskanku untuk memindahkan Gunung Uhud dari posisinya, tugas itu masih lebih ringan bagiku dibandingkan tugas yang mereka pikulkan ke pundakku untuk mengumpulkan Alquran.''
Akan tetapi, atas inayah dan petunjuk Allah, Zaid berhasil merealisasikan misi suci tersebut dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Semasa Rasulullah SAW, Zaid pernah diminta Nabi untuk mempelajari bahasa Ibrani dan Yahudi. Tujuannya agar Zaid dapat membacakan surat-surat yang datang dari kaum Yahudi kepada Rasulullah. Konon, Zaid mampu mempelajarinya dan menguasainya hanya dalam tempo 19 hari. etika wafatnya, Abu Hurairah mengungkapkan kesedihannya. ''Hari ini telah berpulang seorang ulama sekaligus tinta umat (hubar al-Ummah).''
Zaid bin Tsabit adalah seorang sahabat sejati yang menjadi pemuka ulama di Madinah dalam bidang fikih, fatwa, dan faraid (waris). Bahkan, Khalifah Umar pernah menugaskan Zaid untuk menjadi penggantinya bila ia sedang melakukan kunjungan ke luar Madinah.