REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan akan membangun kembali rumah pompa baru. Tak hanya itu, Risma juga akan meninggikan pintu air agar mampu membendung air laut saat pasang. Langkah tersebut diambil lantaran pada Desember hingga Januari, curah hujan diprediksi bakal tinggi, sehingga bisa mengakibatkan banjir.
"Melihat curah hujan yang tinggi khususnya di bulan Januari, kami akan membangun kembali rumah pompa baru, sedangkan pintu air akan dilakukan peninggian agar mampu membendung air laut saat pasang," kata Risma saat melakukan sidak rumah pompa di kawasan Bosem Morokrembangan dan Tambak Wedi, Rabu (13/12).
Menurut Risma, peninggian pintu air dan penambahan rumah pompa sangatlah penting. Apalagi, akhir-akhir ini rumah pompa tidak mampu membendung derasnya air laut ketika pasang. "Makanya saya perintahkan PU Bina Marga untuk membuat rumah pompa baru dan meninggikan pintu air utamanya yang langsung menghadap ke laut," ujar Risma.
Sementara, untuk sedimen (endapan) air yang saat hujan tiba hampir melewati batas pintu air, Risma menegaskan, Pemkot secara rutin melakukan pengerukan sungai setiap hari. Bahkan, dalam satu tahun Pemkot Surabaya bisa melakukan pengerukan sebanyak dua kali untuk satu lokasi.
Selain pengerukan sungai, Risma mengatakan, Pemkot juga menyediakan tempat pemisah pembuangan air limbah rumah tangga dengan drainase air hujan yang diletakkan di beberapa pedestrian seperti di Manyar dan Balai Kota. Tujuannya, kata dia, memperlambat derasnya volume air laut. "Meskipun dalam pembangunnya memakan biaya yang cukup mahal," kata wali kota perempuan pertama di surabaya ini.
Risma melanjutkan, Pemkot Surabaya akan terus melakukan peninggian tanggul laut di Bosem Morokrembangan dan Tambak Wedi. Supaya, ketika hujan deras dan air laut naik, luapan air tidak sampai masuk ke daratan. "Meskipun PU Bina Marga sudah melakukan peninggian, tapi saya tetap meminta untuk ditinggikan lagi. Kan percuma ada rumah pompa tapi air lautnya masuk ke daratan," ujar Risma.