REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslimse-Indonesia (ICMI), Jimly Asshidiqie mengatakan ICMI tak akan ikut bergabung bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan unjuk rasa. Unjuk rasa ini dilakukan untuk menolak keputusan Pemerintah Amerika Serikatyang mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Ndak, ICMI gak perlu lah ikut demo. Demo itu biar itukan ekspresi orang marah. Maka, ICMI saya anjurkan tidak usahlah kaum intelektual ikut demo," kata Jimly di kantor ICMI, Jakarta, Rabu (13/12).
Meskipun ICMI juga mengecam keras keputusan AS, namun ICMI tak akan ikut turun ke jalan melakukan unjuk rasa. ICMI, kata Jimly, dapat menyampaikan kecamannya melalui suara dan ide pemikirannya.
"Tapi bukan berarti substansinya kita tidak setuju. Kita setuju, cuman tidak pakai demo. Kita bersuara," ucapnya.
Ia mengimbau, agar masyarakat dapat mengekspresikan kekecewaannya dengan cara yang benar. Dunia Islam, sambungnya, juga harus bersikap terhadap keputusan Amerika.
"Ya saya mengimbau semuanya harus ekspresikan saja, kekecewaan, tapi kita tidak boleh salah," ujar Jimly.
Menurut dia, konflik Palestina ini bukan hanya merupakanmasalah umat Muslim. Sebab, terdapat juga masyarakat dengan keyakinan agama lain yang juga ikut menderita akibat konflik ini. Ia pun menyerukan agar seluruh masyarakat bersatu sehingga dapat mendorong penyelesaian masalah Palestina ini.