Rabu 13 Dec 2017 23:45 WIB

Polisi Kesulitan Hubungi Ulang Penelepon Hotline Kasus Novel

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Hazliansyah
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (kiri) bersama istri Rina Emilda (kanan) dan anak bungsunya saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).
Foto: Antara/Monalisa
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (kiri) bersama istri Rina Emilda (kanan) dan anak bungsunya saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dibukanya hotline bagi masyarakat untuk membantu memberitahukan informasi daftar pencarian orang (DPO) pelaku penyiraman air keras Novel Baswedabn, polisi telah menerima 500 telepon. Namun sebagian besar gagal dihubungi ketika polisi menelpon balik.

"Macam-macam (keterangan penelpon). Kalau orang beri informasi, kan kita telepon balik. Mayoritas ditelepon balik nggak diangkat lagi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (13/12).

Polisi menghubungi kembali para penelepon tujuannya adalah untuk mengembangkan informasi. Meskipun masih belum temukan yang signifikan, polisi tetap menyatakan belum membutuhkan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

Untuk diketahui, penyidik KPK Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Sampai saat ini, pria yang menangani kasus mega korupsi proyek KTP-el itu pun masih menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas dari penyerangan itu.

Lalu kepolisian membeberkan dua sketsa wajah pelaku. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis menyatakan persentase keterlibatan dua orang yang diduga sebagai pelaku dalam penyiraman Novel Baswedan, sketsanya akurat sebesar 90 persen. Tingginya persentase ini didasarkan pada hasil keterangan saksi.

Polda Metro Jaya membuka hotline bagi masyarakat yang mempunyai informasi soal dua orang yang diduga sebagai pelaku penyiram Novel. Nomor hotline-nya adalah 081398844474.

"Ini 24 jam, ada operator, ada ruangannya di Polda yang kita siapkan. Kami harap kerja sama dan bantuan dari masyarakat untuk bisa memberi informasi kepada jajaran Polda atau teman-teman di KPK kalau bisa memberi informasi tadi," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement