Kamis 14 Dec 2017 02:00 WIB

Menjaga Masa Depan Bangsa

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memberikan penghargaan Satyalancana kepada anggota TNI saat peringatan Hari Nusantara Nasional di Pelabuhan, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (13/12).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memberikan penghargaan Satyalancana kepada anggota TNI saat peringatan Hari Nusantara Nasional di Pelabuhan, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  Sejumlah penerjun bebas dari TNI Angkatan Laut melayang-layang di langit Cirebon setelah terjun dari helikopter, Rabu (13/12). Dengan ketepatan, mereka kemudian mendarat dengan pasti di atas kapal boat yang mengapung di perairan. Selain itu, adapula yang mendarat di dermaga Muara Jati Cirebon.

 

Atraksi parapenerjun payung itu hanya salah satu penampilan para prajurit dalam peringatan Hari Nusantara 2017, yang digelar di Dermaga Muara Jati Cirebon. Selain terjun bebas, adapula simulasi penyelamatan kecelakaan kapal dan parade kapal-kapal nelayan Indonesia di laut Cirebon. Seluruh atraksi tersebut memukai para tamu kehormatan dan warga yang menyaksikannya.

 

"Laut adalah masa depan bangsa," ujar Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, yang  memimpin peringatan Hari Nusantara 2017 tersebut.

 

Tjahjo mengatakan, Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang luas dengan potensi sumber daya yang sangat besar. Garis pantai Indonesia pun sangatlah panjang. Karenanya, kekayaan Indonesia itu harus dijaga untuk bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

 

Menurut Tjahjo, selama ini bangsa Indonesia telah melupakan potensi kelautan. Padahal, sebagai bangsa maritim, laut merupakan masa depan bangsa.

 

Presiden RI Joko Widodo pernah berkata, kita telah lama memunggungi lautan, samudra,selat, dan teluk. Padahal, laut adalah masa depan bangsa, tegas Tjahjo.

 

Tjahjo menambahkan, laut pun berperan sebagai pemersatu antarpulau di Indonesia dan bukan sebagai pemisah. Hal itu sebagaimana isi Deklarasi Juanda. Laut juga akan mengukuhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

 

Tjahjo menegaskan, untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia itu, sudah menjadi tugas dari TNI Angkatan Laut. Mengingat pentingnya tugas tersebut, pemerintah akan menambah alutsista untuk TNI AL pada tahun depan, yakni berupa empat kapal selam.

 

Selain kapal selam, wilayah perairan RI juga akan diperkuat tiga kapal induk yang ditempatkan di Kepulauan Natuna, Bitung, dan di Pulau Selaru. Namun, kapal induk itu  bukanlah kapal sesungguhnya, melainkan pulau-pulau yang akan dijadikan basis kekuatan di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain.

 

Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja maupun Singapura dan Malaysia. Kepulauan paling utara di Selat Karimata itu terletak di jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

 

Sedangkan Pulau Selaru, Maluku merupakan pulau terluar Indonesia di Laut Timor yang berbatasan dengan Australia. Sementara Bitung, Sulawesi Utara terletak di timur laut Tanah Minahasa.

 

Saat ini, TNIAL memiliki 151 kapal perang dari berbagai jenis. Selain untuk pertahanan,kapal tersebut juga digunakan untuk patroli perairan. "Kita targetkan punya 180 sampai 200 kapal perang," tegas Tjahjo.

 

Sementara itu, bertepatan dengan Hari Nusantara, Tjahjo juga melepas ekspor komoditas rotandan tekstil melalui Pelabuhan Cirebon. Komoditas tersebut merupakan salah satu andalan Cirebon.

 

Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis optimis, pengiriman ekspor berbabagi komoditas melalui Pelabuhan Cirebon akan meningkatkan rodak ekonomi masyarakat Kota Cirebon. "Saya optimistis aktivitas ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," tutur Azis.

 

Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, menuturkan, Pelabuhan Cirebon dimasa silam telah menjadi pelabuhan internasional yang sangat strategis. Pelabuhan Cirebon pun menjadi gerbang ekspor produk gula pada abad ke 19.

 

"Dulu di Wilayah Cirebon ada sepuluh pabrik gula. Produk gulanya di ekspor ke berbagai negara dari Pelabuhan Cirebon," kata Sultan Sepuh.

 

Bahkan, lanjut Sultan Sepuh, sebelum abad ke-19, Cirebon bahkan telah menjadi poros maritim perdagangan dunia. Saudagar dari berbagai negara berlabuh dan berniaga di Cirebon. "Laksamana Ceng Ho pun pernah datang ke Cirebon," ujar Sultan Sepuh.

 

Untuk saat ini, tambah Sultan Sepuh, Cirebon pun menjadi jalur wisata maritim dunia. Hal itu terbukti dengan adanya berbagai kapal pesiar yang berlabuh di Pelabuhan Cirebon setiap tahun untuk berwisata ke Cirebon, terutama keraton Cirebon.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement