REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenal almarhum AM Fatwa jelang reformasi 1998. Waktu itu SBY dan AM Fatwa sering terlibat diskusi memikirkan tentang masa depan bangsa Indonesia.
AM Fatwa juga memiliki andil besar dalam reformasi di TNI. SBY menegaskan, dirinya dan AM Fatwa selalu berada dalam satu forum yang mendiskusikan banyak hal.
"Sosok AM Fatwa mencintai kebenaran, demokrasi, kebebasan, keadilan dan perasamaan hak. Itulah pikiran almarhum. Sosok kritis," ujar SBY saat bertakziah di kediaman almarhum, Pejaten, Kamis (14/12).
Meskipun seorang sahabat dekat, kata SBY, AM Fatwa tetap tidak kehilangan daya kritisnya. Khususnya saat SBY menjabat sebagai presiden.
Tidak hanya mengkritik pemerintah, AM Fatwa diakui SBY juga sering mengkritik dirinya secara pribadi. Kritik tersebut semuanya ditampung oleh SBY untuk kemajuan bangsa.
"Saya dengarkan semua karena justru kritik, saya bisaa mengerti perasaan rakyat dan yang diinginkan," kata Ketua Umum Partai Demokrat ini.
Dalam kesempatan tersebut, SBY mengucapkan turut berbela sungkawa dan mendoakan semoga diterima di sisi Allah. SBY menilai AM Fatwa merupakan putra terbaik bangsa.