REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan layanan teknologi finansial (Fintech) PT Amartha Mikro Fintek telah menyalurkan pinjaman outstanding sebanyak lebih dari Rp 200 miliar. Dana tersebut disalurkan kepada lebih dari 70 ribu perempuan pelaku usaha mikro di pelosok Indonesia.
Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, sejak pertama berdirinya, Amartha terus berkomitmen untuk menghubungkan para pengusaha mikrounbanked, dengan para investor yang ingin menambah aset investasi di sektor yang lebih menguntungkan dan tentunya bernilai sosial.
"Keunikan lain terletak pada pengusaha mikro atau Mitra Amartha, yang seluruhnya adalah perempuan. Kini, lebih dari 70 ribu perempuan pelaku usaha mikro di pelosok Indonesia telah menikmati layanan kami, dengan total dana yang didistribusikan lebih dari Rp 200 miliar atau 15 Juta dolar AS," ujar Taufan di Jakarta, Kamis (14/12).
Untuk memitigasi risikonya, pinjaman perusahaan fintech yang di dalamnya ada Mahaka Group sebagai investor ini diberikan kepada kelompok ibu-ibu dengan sistem Tanggung Renteng yaitu membantu teman kelompok untuk membayar angsuran apabila terlambat. Sistem ini terbukti berhasil memitigasi risiko.
Menurut Taufan, dengan sistem ini 99,7 persen angsuran dibayar tepat waktu. Di sisi lain, Amartha juga bekerja sama dengan Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan memberikan perlindungan asuransi jiwa untuk mitra yang meninggal dunia.
Pemberian pinjaman modal usaha Amartha ini, kata Taufan, telah meningkatkan kesejahteraan para peminjam. Beberapa kriteria kesejahteraan peminjam yang meningkat seperti penggunaan kompor gas dari sebelumnya kompor minyak, lantai tanah yang diberi keramik, hingga kamar mandi luar yang dipindahkan ke dalam rumah.
"Dampaknya, dalam kurun waktu 2015-2017 dengan pinjaman sekitar Rp 3 juta telah meningkatkan kesejahteraan peminjam kami hingga 41 persen per bulan setelah 1 tahun meminjam," tutur Taufan.