REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengumpulkan seluruh pelaku preman yang tertangkap dari seluruh Polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Setidaknya ada 1.475 preman diperlihatkan di main hall Polda Metro Jaya.
"Seluruh preman diamankan dalam operasi yang sudah berjalan selama tujuh hari yakni 7-13 Desember 2017," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kombes Pol Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/12).
"Dari 1.475 orang ini, kami tahan sebanyak 225 orang, kemudian sisanya 1.248 kita bina," ujarnya. Kasus yang dilakukan oleh para preman ini pun beragam, mulai dari pencopetan hingga penipuan uang dalam jumlah besar. Kasus-kasus yang terjadi di antaranya adalah seperti copet, jambret, parkir liar, ngetem, 'pak ogah', tawuran, calo, penjual miras, dan derek liar.
"Selanjutnya pengamanan di kereta api, di mana banyak kejadian selama penumpang di kereta api, terkait dengan copet juga. Terakhir ini ada masalah tindak pidana asusila," ujar Nico.
Di hari bebas kendaraan bermotor, maupun acara-acara yang ada di Senayan, kemudian Plaza Senayan, maupun yang ada di Kemayoran, kepolisian berhasil menangkap beberapa copet dengan barang bukti yang juga dihadirkan.
Terkait dengan derek liar yang ada di jalan tol, saat ini pelaku sudah diamankan dan masih dalam proses. Kepolisian mengimbau agar derek liar jangan lagi kembali beroperasi di jalan tol, kemudian masyarakat tetap memakai jasa derek tol yang sudah disediakan oleh Jasa Marga.
"Ke depan, operasi ini akan tetap dilaksanakan oleh Polda Metro Jaya bersama Polres yang hadir di sini, para petugas baik dari satuan khusus yang sudah dibentuk, maupun dari Kasat Reskrim, serta hasil daripada operasi preman. Kami berharap ke depan Jakarta dalam acara Natal dan Tahun Baru bisa berjalan dengan aman," tutur Nico.