Jumat 15 Dec 2017 01:55 WIB

'Kebersamaan Terus Digoyang Kaum Intoleran'

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Kantor Pusat PBNU (ilustrasi)
Foto: mobile.seruu.com
Kantor Pusat PBNU (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Gerakan Merajut Kebangsaan mengadakan Seminar Nasional Kebangsaan dengan mengusung tema Menuju Masyarakat yang Lebih Beradab di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, pada Kamis (12/14). Seminar kebangsaan tersebut diinisiasi oleh berbagai kalangan lintas agama.

Ketua Pelaksana Seminar Nasional Kebangsaan, Mustholihin Madjid mengatakan, seminar ini merupakan sebuah upaya untuk bersama-sama menolak gerakan intoleran, paham radikalisme dan merajut kembali merah putih yang terobek. Serta menumbuhkan sikap masyarakat yang anti korupsi. Sehingga negara yang bersih korupsi bisa terwujud.

"Kini, bangunan kebersamaan yang di tanamkan para pendiri bangsa ini terus digoyang oleh ulah kaum yang tidak toleran," kata Mustholihin melalui keterangan tertulis kepada Republika, Kamis (14/12).

Ia menerangkan, kelompok ini melakukan pembenaran perilaku tidak toleran dengan melakukan tekanan dan berbagai ujaran kebencian yang melukai berbagai elemen anak bangsa. Perilaku ini bertolak belakang dengan semangat Bangsa Indonesia yang kelahirannya menjunjung tinggi nilai harmoni dan nilai luhur warisan para leluhur.

Ia melanjutkan, demo, fitnah, disintegrasi dan kerusuhan yang diatasnamakan agama mudah mencuat di tengah masyarakat Indonesia yang beragam agama. Padahal, di sisi lain masyarakat Indonesia sangat menyadari bahwa agama tidak mengajarkan kekacauan dan kekejaman.

"Maka, dalam konteks menumbuhkan kesadaran kerukunan hidup antarumat beragama di Indonesia, perlu ditanamkan semangat religius," ujarnya.

Ia menerangkan, seseorang dalam beragama perlu memahami agamanya secara benar dan komprehensif. Hal ini mengingat tidak semua orang yang beragama telah memahami keberagamaannya secara benar. Memupuk semangat religius adalah mengembalikan umat manusia kepada substansi ajaran agama.

Dikatakan dia, merajut dan membangun kerukunan di Indonesia yang heterogen ini juga dapat diupayakan dengan menumbuhkan semangat nasionalisme. Bukan sebatas mencintai tanah air. Lebih dari itu, memahami bahwa Tuhan menciptakan manusia di muka bumi sebagai wujud dari kepercayaan Tuhan atas peran manusia untuk mengelola alam semesta.

"Kecintaan atas negerinya tentu didasari oleh rasa tanggung jawab atas perannya dengan mengesampingkan segala perbedaan dan keragaman. Mengkhianati negerinya sendiri berarti mengkhianati kepercayaan Tuhan," jelasnya.

Seminar Nasional Kebangsaan yang diselenggarakan di Gedung PBNU ini juga dihadiri, Romo Benny Susetyo, KH. Ulil Abshar Abdala, Agus Raharjo sebagai Ketua KPK RI dan Kiai Robikin Emhas sebagai Ketua PBNU.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement