Jumat 15 Dec 2017 09:19 WIB

Ini Alasan Perayaan Natal di Monas Diundur Menurut Sandi

Rep: Sri Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Sandiaga Uno
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan perayaan Natal yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI di Monumen Nasional (Monas) akan diundur. Pasalnya, beberapa pihak khawatir persiapan yang terlalu singkat akan membuat penyelenggaraan kurang optimal.

"Jadi permintaannya adalah dimundurkan kira-kira pertengahan atau akhir Januari untuk penyelenggaraan," kata Sandiaga di Balai Kota, Kamis (14/12) malam.

 

Sandiaga pun mengabulkan permintaan tersebut. Sebab, tujuan utama dibuatnya acara itu adalah untuk mempersatukan warga. Pemprov DKI juga ingin menyampaikan salam cinta, kasih, dan damai dari Natal kepada para umat Kristiani. "Jadi saya menerima dan tentunya kita akan sesuaikan dengan permintaan dari temen-temen kita umat Kristiani," ujar Sandiaga.

 

Sandiaga mengatakan, perayaan Natal itu seharusnya dilaksanakan pada 5 Januari 2018. Namun, beberapa pihak meminta agar acara itu bisa diundur hingga dua atau pekan. Umat Kristiani ingin mengakomodasi para jamaah yang masih liburan atau berada di kampung halaman. Mereka juga berharap dapat menyiapkan acara itu dengan lebih baik.

 

Pemprov DKI sebagai inisiator acara bertanggung jawab atas keseluruhan acara, termasuk pembiayaan. Sandiaga mengatakan, dengan atau tanpa adanya sponsor, pemprov akan memastikan semua berjalan lancar. Ia juga mengajak masyarakat untuk memberikan sumbangan demi kelancaran acara tersebut.

 

Acara itu akan dilangsungkan sekitar pukul 19.00. Sebanyak 10-12 ribu orang diprediksi akan hadir.

Sandiaga juga menunjuk Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah sebagai Ketua Panitia. Namun, hingga saat ini Saefullah belum memberikan jawaban.

 

"Saya bilang kan alangkah baiknya kalau Pak Sekda sebagai ketua PWNU juga ikut menjadi perekat," kata Sandiaga.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement