REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya penerbit buku Yudistira yang salah dalam menulis Yerussalem sebagai ibu kota Israel. Namun, KPAI kembali menemukan penerbit lainnya, Intan Pariwara, yang juga menulis hal serupa.
"Para pelapor mengirimkan foto berupa sampul buku, halaman awal buku yang menyebutkan tahun terbit, penerbit, diperbanyak/dicetak, nama penulis, serta halaman buku materi negara-negara Asia," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (15/12).
Dijelaskan Retno, sebelum KPAI bertemu dengan penerbit Yudistira pada Senin (18/12) mendatang terkait laporan masyarakat tentang konten buku IPS terbitannya yang menulis Yerusalem ibu kota Israel, KPAI kembali menerima laporan yang sama, tetapi berbeda penerbit. Kali ini penerbit Intan Pariwara.
Retno menerangkan, kedua buku, baik yang diperbanyak oleh Yudistira maupun Intan Pariwara, sudah diterbitkan cukup lama, yaitu antara tahun 2009 atau 2010. Artinya sudah dipergunakan sebagai pembelajaran sejak delapan tahun yang lalu. Namun, baru heboh tahun 2017 karena kontroversi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) baru-baru ini yang mengklaim Yerusalem sebagai Ibukota Israel.
Dikatakan Retno, dalam buku IPS kelas VI yang dicetak oleh Intan Pariwara pada tabel negara-negara Asia Barat yang totalnya berjumlah 19 negara seperti Arab Saudi, Irak, Iran, Yaman dan lain-lain termasuk Israel. Di tabel tersebut ada kolom wilayah besar seperti Asia Selatan, Asia Barat, Asia Tengah dan sebagainya. Kemudian nama negara dan ibukota negara
"Di tabel Asia Barat itulah tertulis di kolom negara Israel dan di kolom ibukota Yerusalem," ujarnya.
Sedangkan di buku IPS kelas VI yang dicetak oleh Yudistira, pada bahasan negara-negara di Benua Asia. Terdapat tabel negara-negara di Benua Asia. Tabel tersebut terdiri atas tiga kolom, yaitu kolom nomor, nama negara dan nama ibukota negara. Nama negara diurut sesuai abjad, negara Israel pada urutan nomor tujuh dan dikolom ibukota tertulis Yerusalem.
"Sedangkan Negara Palestina di urutan nomor 12 dengan ibukotanya hanya diisi tanda strip (-) alias kosong," ujarnya.