REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Manager PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Ambon, Hambali, mengatakan dalam menghadapi perayaan Natal 25 Desember dan Tahun Baru 2018, mereka melakukan penambahan tempat duduk atau ada dispensasi dari pihak Kementerian Perhubungan bagi kapal-kapal milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
"Dispensasi itu berkisar mulai dari 27 hingga 75 persen, bervariasi karena tergantung ukuran kapasitas kapal," kata Hambali di Ambon, Jumat (15/12).
Penambahan tempat duduk bagi penumpang itu, lanjutnya, juga disertai dengan penambahan alat penolong (life bood), life Jacket dan lain-lain.
Selain itu, kata Hambali, PT Pelni Cabang Ambon juga melakukan penambahan satu kapal yakni KM Ciremai dengan jumlah kunjungan empat kali untuk membantu pelayaran di kawasan timur berbasis di Ambon selama mudik.
"Ada juga rekayasa trayek di kawasan timur Indonesia dengan berbasis di Ambnon yakni KM Ngapulu di mana untuk beberapa trayek setelah berlayar ke kawasan timur dan kembali lagi ke Ambon kemudian balik lagi ke Sotong dan seterusnya, dengan demikian tidak berlayar ke Makasar dan seterusnya sampai ke Jakarta, tetapi hanya sampai di Ambon dan balik lagi," ujarnya.
Jadi kapal ini secara reguler hanya empat kunjungan akan menjadi tujuh kunjungan, katanya, sebab terjadi penambahan tiga kunjungan. Begitu juga KM Tidar yang biasanya melayani empat kunjungan menjadi enam kunjungan sebab terjadi penambahan dua kunjungan. Sehingga total penambahan kunjungan kedua kapal tersebut menjadi sembilan kali kunjungan.
Untuk KM Tidar dan KM Ngapulu, lanjutnya, juga diatur untuk trayek selain Ambon-Sorong, juga Ambon-Tual (kawasan Maluku Tenggara). Hal ini berdasarkan pengalaman bulan-bulan liburan sebelumnya yang menjadi krusial penumpang kapal Pelni itu yakni ke timur barat dan tenggara.
"Kalau untuk tujuan ke utara maupun ke barat selalu saja terjawab, artinya kalau penumpang arah ke barat itu kecil bila dibandingkan dengan arah ke timur dan tenggara," katanya.