Jumat 15 Dec 2017 15:25 WIB

Ekspor Minyak Sawit Indonesia Turun

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)
Foto: INHABITAT.COM
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan ke India dan Pakistan. Hal ini merupakan dampak dari lesunya pasar minyak sawit India dan Pakistan lesu sepanjang Oktober 2017.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang mengatakan, Oktober ini total volume ekspor minyak sawit Indonesia tidak termasuk biodiesel dan oleochemical hanya mampu mencapai 2,60 juta ton.

"Angka ini turun sekitar 5,6 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujarnya, Jumat (15/12).

Sementara itu stok minyak sawit Indonesia sampai pada akhir Oktober tercatat meningkat sebesar 16 persen

dibandingkan bulan sebelumnya. Stok minyak sawit pada September sebesar 2,92 juta ton membengkak menjadi 3,38 juta ton pada Oktober 2017.

Menurutnya, peningkatan stok minyak sawit di dalam negeri terjadi karena produksi yang meningkat dan turunnya kinerja ekspor. Oktober ini produksi minyak sawit Indonesia (CPO dan PKO) membukukan peningkatan sebesar tiga persen dibandingkan dengan September lalu, atau dari 4,03 juta ton meningkat menjadi 4,16 juta ton.

Pada Oktober ini, ia melanjutkan, beberapa negara tujuan utama ekspor Indonesia mencatatkan kenaikan permintaan minyak sawit dari Indonesia. Seperti Cina, membukukan kenaikan 14 persen atau dari 370,47 ribu ton pada September naik menjadi 423,74 ribu ton, diikuti negara-negara Uni Eropa yang naik 18 persen, Amerika Serikat naik 11 persen dan Bangladesh naik 22 persen.

Di lain pihak, Pakistan membukukan penurunan permintaan minyak sawit dari Indonesia cukup signifikan yaitu 32 persen atau dari 211,52 ribu ton pada September terkikis menjadi 144,26 ribu ton di Oktober.

"Penurunan permintaan dari Pakistan dikarenakan mulai aktifnya crushing plant di negara tersebut memicu impor kedelai dan kanola yang tinggi," kata dia.

Selain itu, harga juga menjadi faktor kuat bagi Pakistan dalam menentukan volume pembelian minyak sawit. Hal sama diikuti India dengan membukukan penurunan permintaan sebesar 16 persen atau dari 650,75 ribu ton pada September turun menjadi 544,17 ribu ton pada Oktober.

Ia menambahkan, penurunan permintaan dari India ini terjadi karena harga dan bea masuk India yang tinggi. "Selain itu India juga sedang giat mengisi stok kedelai di dalam negerinya," ujarnya.

Sementara dari sisi harga, sepanjang Oktober harga minyak sawit global bergerak di kisaran 700 dolar AS hingga 735 dolar AS per metrik ton dengan harga rata-rata 719,4 dolar AS per metrik ton. Harga rata-rata ini diakui Togar turun tipis dibandingkan harga rata-rata September yaitu 724.9 dolar AS per metrik ton.

Di sektor biodiesel, serapan biodiesel di dalam negeri pada Oktober menurun empat persen atau dari 225 ribu ton pada September turun menjadi 216 ribu ton di Oktober. "Serapan biodiesel di dalam negeri masih konsisten tiap bulannya meskipun ada fluktuasi," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement