REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kepanikan terjadi saat gempa bumi melanda wilayah Kabupaten Pangandaran. Ribuan warga berbondong-bondong menuju sejumlah titik kumpul evakuasi yang telah disiapkan oleh Pemkab Pangandaran. Saat menyelamatkan diri menuju titik kumpul warga menggunakan sepeda motor, mobil, becak, sepeda, hingga berjalan kaki.
"Situasinya panik. Warga berhamburan keluar rumah dengan kendaraan motor dan mobil sambil membunyikan klakson. Tujuannya memberitahu warga mengungsi," ujar Tubagus Ivan (27 tahun) warga Dusun Karang Salam RT 04 RW 01 Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran kepada Republika.co.id, Sabtu (16/12)
Menurut penuturan Ivan, beberapa saat setelah gempa bunyi sirine penanda bahaya terdengar. Warga kemudian berhamburan ke luar rumah menuju titik kumpul. Ia pun keluar rumah dengan mengendarai sepeda motor menuju titik kumpul di Pager Gunung.
Dia mengatakan, jarak tempat tinggalnya dengan titik kumpul sekitar satu kilo ke arah bukit. "Warga memacu kendaraannya menuju titik kumpul sambil membunyikan klakson. Tujuannya agar warga mengungsi," kata karyawan sebuah bank pemerintah ini.
Salah satu lokasi titik kumpul yang berada di bukit dan merupakan lapangan, kata Ivan, sudah dipenuhi ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orangtua. Di lokasi ini warga bertahan sekitar dua jam. " Sekitar puk ul 02.00 WIB warga mulai meninggalkan titik kumpul setelah ada pengumuman dari polisi bahwa peringatan dini tsunami dicabut," kata dia.
Ivan mengungkapkan, kepanikan warga tersebut sangat lumrah lantaran masih teringat peristiwa tsunami beberapa tahun lalu yang melanda wilayan Pangandaran. Sebagaimana diketahui gempa disertai tsunami pernah melanda Pantai Pangandaran pada Senin 17 Juli 2006 pukul 15 19 WIB berkekuatan M 7.7 dengan pusat di lepas Pantai Pangandaran. "Warga masih ingat dengan peristiwa tersebut," ujar dia.