REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Siswa-siswi sekolah di Tollgate Primary School London, Inggris mengadakan pertunjukan wayang dengan iringan gamelan merupakan bagian dari program "Gamelan Goes to School" yang dijalankan pengajar Aris Daryono dengan dukungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London mendapat sambutan orang tua dan para guru serta siswa lainnya.
Program "Gamelan Goes to School" dikenal dengan program Gamelan and Puppetry (GAP) Project dimulai sejak tahun 2012 selama satu tahun. Program GAP dilaksanakan di 15 sekolah, melibatkan tidak kurang 1.000 siswa, demikian Minister Counsellor Pensoabud KBRI London, Thomas Siregar kepada Antara London, Sabtu (15/12).
Dalam pertunjukan yang dan disaksikan siswa lainnya, staf sekolah dan orang tua-satu persatu para siswa memasuki aula mengambil posisi pada instrumen gamelan. Sementara siswa lainnya menuju balik layar yang diterangi lampu dari belakang.
Para siswa melakukan persiapan untuk menampilkan pertunjukan wayang dengan iringan gamelan. Sementara teman-temannya beserta para orang tua menempati area penonton, yang tidak kalah antusiasnya untuk menyaksikan hasil latihan selama lima hari di sekolah tersebut.
Dua siswa bertindak sebagai narator sementara siswa lainnya memainkan gamelan dan wayang dari balik layar. Sementara Aris Daryono, sang pengajar, memberi tanda dengan menabuh gendang diikuti permainan gamelan anak-anak yang sangat harmonis.
Dua siswa secara bergiliran menarasikan cerita menggambarkan seorang raja berkeliling Indonesia bertemu dengan berbagai fauna khas Indonesia seperti Komodo, Orang Utan, Kerbau, Macan Sumatera dan Cendrawasih. Terlihat begitu serasi antara cerita yang disampaikan narator dengan gerakan wayang oleh dalang dari balik layar .
Sambutan tepuk tangan para orang tua tidak dapat menutupi kebahagiaan dan kebanggaan melihat anak-anaknya dapat memainkan gamelan, wayang dengan penuh bersemangat dan percaya diri, demikian Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI London, Thomas Siregar yang ikut menyaksikan sejak awal hingga akhir pertunjukan
Guru musik Tollgate Primary School, Benyamin Bradley, mengatakan pihak sekolah sangat memuji program ini karena memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengenal Indonesia melalui pengenalan seni musik dan budayanya.
"Program Gamelan and Puppetry (GAP) Project ini telah berjalan selama tiga tahun terakhir bekerja sama dengan KBRI London ini dipandang sangat baik dalam membangun kerja sama kelompok dan meningkatkan kepercayaan diri siswa," ujarnya.
Sementara Aris Daryono, pengajar pada program ini menjelaskan siswa selain bermain musik (gamelan), juga belajar beberapa hal lain seperti literasi dengan membuat cerita, drama dengan mementaskan cerita, sains dengan penggunaan light and shadow, desain dan teknologi membuat wayang bergerak.
Thomas Siregar menyatakan KBRI London akan terus mendukung program kegiatan ini karena merupakan sarana yang efektif dalam mengenalkan dan mempromosikan seni dan budaya Indonesia khususnya di kalangan anak-anak sekolah.
Program GAP yang merupakan bagian dari program Gamelan Goes to School yang dijalankan Aris Daryono mendapat dukungan KBRI London sejak tahun 2012. "Dalam satu tahun, program GAP diadakan di 15 sekolah, melibatkan tidak kurang 1.000 siswa dan disaksikan siswa lainnya, staf sekolah dan para orang tua," kata Aris.