REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, pada Jumat (15/12), mengatakan negaranya tidak berencana memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari TelAviv ke Yerusalem. Prancis, kata dia, masih mendukung proses perdamaian antara Palestina dan Israel.
"Prancis tidak berniat memindahkan kedutaannya ke kota selain Tel Aviv untuk saat ini," ungkap Le Drian dalam sebuah wawancara, dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu (16/12).
Ia mengatakan, Palestina membutuhkan harapan dan pihak Israel harus bertanggung jawab. "Prancis akan mendukung proses perdamaian di kawasan ini," ujar Le Drian.
Berdasarkanketerangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Prancis, Le Drian akan mengunjungi Amerika Serikat (AS) pada 18 Desember mendatang. Di Washington, Le Drian akan menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson untuk membahas sejumlah isu, antara lain krisis di Semenanjung Korea, Suriah, serta Yerusalem.
Pada awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump telah mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Keputusan ini menyulut kemarahan dan demonstrasi di negara-negara Arab dan Muslim, termasuk di Palestina sendiri.
Setelah keputusan Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada 10 Desember, mengunjungi Prancis untuk bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kedatangan Netanyahu bertujuan melobi Macron agar menerima dan mendukung keputusan Trump.
Namun Macron menolak. Pada sesi konferensi pers, Macron mengatakan, ia telah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa keputusan Trump terkait Yerusalem adalah ancaman bagi perdamaian dan Prancis menentangnya.