Sabtu 16 Dec 2017 18:03 WIB

Turkish Airlines Tolak Penumpang HIV

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Turkish Airlines
Foto: BBC
Turkish Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH - Peter Finlay (38 tahun) mengaku telah ditolak saat mencoba masuk ke penerbangan Turkish Airlines, karena mengidap HIV. Finlay telah memesan penerbangan dari Edinburgh ke Hurghada di Mesir via Istanbul pada 5 November lalu.

Namun, ketika mendekati meja check-in, Finlay ditanya apakah dia membawa obat. Staf Turkish Airlines memaksa untuk mengetahui untuk apa obat yang dibawanya itu. "Saya pikir itu bukan urusannya, tapi saya jujur dan mengatakan kepadanya," kata Finlay, yang bekerja di sebuah perusahaan liburan, kepada The Independent.

"Saya ditanya apakah saya mempunyai surat dokter yang menyatakan saya layak terbang dan tidak menimbulkan risiko pada penumpang lain, untuk memastikan penyakit saya tidak menular," tambah dia.

"Saya bilang tidak, saya seharusnya tidak membutuhkan sepucuk surat. Saya tidak menimbulkan risiko pada penumpang lain. Mereka bilang mereka tidak diijinkan untuk memeriksa saya," jelas Finlay.

Finlay berusaha mendapatkan surat dokter yang diminta oleh staf maskapai. Namun Turkish Airlines menolak memesan ulang penerbangan untuknya atau mengembalikan uang tiket yang telah dibelinya. "Sekarang sudah sebulan saya mencoba agar mereka mengembalikan uang saya," katanya.

Setelah empat minggu menghabiskan waktu untuk mengupayakan pengembalian uang, Finlay mengatakan dia akhirnya mendapat pemberitahuan dari maskapai. Pada Jumat (8/12), dia dinyatakan bisa mendapatkan kembali uangnya, namun insiden itu sepenuhnya dianggap merupakan kesalahannya sendiri.

"Mereka bilang saya bisa terbang, tapi saya harus menyatakan bahwa saya mengidap HIV saat berada di meja check-in dan membawa surat izin terbang. Tidak ada yang harus melakukan itu hanya untuk terbang dengan maskapai penerbangan. Apa lagi selanjutnya? Orang butuh surat izin untuk naik bus?" ungkapnya.

Finlay mengatakan dia tidak pernah ditanya mengenai obat selama 20 tahun terakhir mengidap HIV. Dia juga tidak pernah diminta untuk memberikan surat dokter.

"Hal ini membuat saya merasa sangat kotor dan mengerikan. Saya rasa saya beruntung, saya memiliki teman dan keluarga yang sangat mendukung. Saya belum pernah mengalami stigma negatif HIV sebelumnya," jelasnya.

"Saya tidak peduli dengan pengembalian dana lagi. Yang saya peduli, ini seharusnya tidak terjadi dan hal ini seharusnya tidak pernah terjadi lagi," tambah Finlay.

Seorang juru bicara dari Turkish Airlines mengatakan setiap penumpang yang membawa obat-obatan telah diminta untuk menunjukkan surat dokter. Surat itu harus menyatakan bahwa obat tersebut perlu dibawa selama penerbangan.

Prosedur ini sesuai dengan syarat penerbangan Turkish Airlines yang menyatakan semua penumpang yang perlu obat selama penerbangan harus membawa resep, kecuali penderita diabetes. Jika seorang penumpang tidak memiliki dokumentasi medis yang diperlukan, maka penumpang itu tidak akan diizinkan terbang dan uang tiket tidak akan dikembalikan

"Dalam hal ini, sebagai isyarat niat baik, Turkish Airlines telah menawarkan pengembalian dana secara penuh kepada penumpang itu," ujar juru bicara tersebut, menanggapi kasus Finlay.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement