Sabtu 16 Dec 2017 21:02 WIB

Asrorun: Perbedaan Itu Sunnatullah

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Asrorun Niam Sholeh
Foto: MGROL75
Asrorun Niam Sholeh

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak dua puluh ribu pemuda Islam dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU dan Komando Kesiapsiagaan Angkata Muda (Kokam) Muhammadiyah menggelar Apel Kebangsaan dan Penanaman Pohon di Lapangan Prambanan, Yogyakarta, Sabtu (16/12). Acara ini didukung dan difasilitasi oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI.

Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, bahwa apel kebangsaan ini merupakan sejarah bersatunya dua kekuatan besar dan strategis bangsa ini. Selanjutnya, harus diperbanyak kegiatan bersama di level daerah untuk menyatukan perbedaan.

"Perbedaan itu sunnatullah. Hanya saja, banyak hal yang mempesatukan kita dengan berbagai titik persamaan. Ini yang harus terus didorong untuk berkontribusi positif bagi umat, bangsa dan negara. Kami di Deputi 2 punya tanggung jawab mengembangkan potensi ini," ujar Asrorun pada Republika.co.id melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (16/12).

Menurut dia, tujuan apel kebangsaa ini untuk memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga. Menurut dia, hal ini sesuai dengan nawacita Presiden Joko Widodo. "Ini gagasan dan upaya Menpora yang luar biasa. Saya hanya menerjemahkannya dalam dukungan fasilitasi," ucapnya.

Seperti diketahui, dalam kegiatan ini Presiden Joko Widodo bertindak sebagai Pembina upacara. Jokowi mengatakan, bahwa semangat kegiatan yang diinisiasi Kemenpora ini harus menjadi fondasi kedamaian di Indonesia. "Bagi saya semangat acara ini menjadi fondasi kedamaian di Indonesia," kata Jokowi.

Menpora Imam Nahrawi dalam laporannya menyampaikan, bahwa tema Pemuda Hebat Menjaga Bumi diangkat dalam kegiatan ini untuk menegaskan komitmen pemuda Indonesia menjaga bumi Indonesia, NKRI tercinta agar tetap lestari untuk kebaikan generasi, secara ideologis dan juga ekologis.

"Perbedaan agama, suku, ras, dan budaya tidak akan mengurangi komitmen persatuan sebagai negara-bangsa yakni satu bangsa, satu nusa, satu bahasa- Indonesia." ujar Imam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement