Ahad 17 Dec 2017 10:05 WIB

Kakek Sebatang Kara Ini Tinggal di Gubuk Bekas Kandang Ayam

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Anggota Polsek Ibun Kabupaten Bandung meninjau rumah penduduk, salah satu target pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Ilustrasi)
Foto: Republika/Muhammad Fauzi Ridwan
Anggota Polsek Ibun Kabupaten Bandung meninjau rumah penduduk, salah satu target pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Di usia senjanya, Eneb (69 tahun) warga Kampung Cibeet, RT 03 RW 03, Desa Cibeet, Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung masih harus berjuang dengan kehidupannya. Kakek sebatang kara yang bekerja sebagai pemulung ini terpaksa tinggal di sebuah gubuk bekas kandang ayam.

Dengan dalih keperluan dana pengurusan jenazah istrinya tiga tahun lalu, anak tirinya menjual rumah milik Eneb. Namun, kenyataannya, uang hasil penjualan rumah tersebut dibelikan motor. Setelah tidak punya rumah, Eneb sempat menumpang tinggal di rumah milik tetangganya Nanang selama 2 tahun.

Namun, karena merasa malu, Eneb akhirnya memutuskan pindah tinggal ke gubuk bekas kandang ayam milik tetangganya Iman (35). Ia tinggal di gubuk tersebut kurang lebih delapan tahun. Kondisi kakek Eneb yang memprihatinkan membuat Polsek Ibun berinisiatif membuatkan rumah berukuran 3 meter x 3 meter di lahan bekas kandang ayam tersebut menggunakan dana anggota dari program Jumat Kencleng.

Kapolsek Ibun, Iptu Asep Dedi mengatakan, setelah memberikan bantuan sembako, pihaknya mengetahui jika akek Eneb tinggal pada gubuk bekas kandang ayam. Kemudian atas dasar itu Polsek Ibun berencana membangun rumah ukuran 3 meter x 3 meter pekan depan menggunakan dana program Jumat Kencleng.

"Pa Eneb sekarang hidup sebatang kara, istrinya meninggal dunia tiga tahun yang lalu. Sementara sekarang Pa Eneb tinggal di bangunan bekas kandang ayam milik tetangganya, Iman," ungkapnya Ahad (17/12).

Ia menuturkan, kakek Eneb sebetulnya memiliki rumah. Namun, ketika istrinya meninggal, rumahnya dijual oleh anak tirinya dengan alasan untuk mengurus penguburan jenazah istrinya. Ironisnya, uang rumah tersebut digunakan anak tirinya untuk membeli motor.

Kemudian menurutnya dari sana, akhirnya Kakek Eneb tinggal di rumah milik tetangganya Nanang selama 2 tahun. Seiring waktu berjalan, kondisi Kakek Eneb sering sakit dan dirinya merasa tidak enak dengan kebaikan Pa Nanang sehingga memutuskan untuk pindah.

"Pada saat itu Pa Eneb minta bantuan pa Iman dan mengatakan ada bangunan, namun kandang ayam saja. Pa Eneb tinggal sudah kurang lebih 8 bulan di kandang ayam tersebut," ungkapnya.

Melihat kondisi Kakek Eneb yang memprihatinkan, dirinya mengatakan Ketua RW Cibeet kemudian mendatangi Babinkamtibmas Desa Cibeet, Bripka Deni untuk meminta bantuan perbaikan rumah layak tidak huni (rutilahu).

"Insya Allah kita bangunkan rumah dan kita sudah minta izin dari Pa Iman untuk merobohkan kandang ayamnya dan diganti dengan bangunan yang layak huni Minggu depan," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement