REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi susulan masih terjadi di selatan Jawa Barat (Jabar) pascagempa pertama yang terjadi Jumat (15/12) malam.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) BMKG Indonesia Hary Djatmiko mengatakan, gempa susulan terjadi di sekitar titik sekitar gempa pertama. Namun, kata dia, kekuatannya relatif lebih kecil yaitu kisaran skala 3,2 sampai 3,4 skala richter (SR). Ia menambahkan, hingga Sabtu (16/12) siang tercatat sekitar 10-20 gempa susulan terjadi.
"Total gempa susulan sebanyak 12 kali. Kemudian (gempa susulan) hingga siang ini masih terus dimonitoring," ujar Hary saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (17/12).
Namun, Hary menegaskan gempa ini tidak membahayakan atau menimbulkan potensi tsunami. Bahkan, kata dia, gempanya tidak bisa dirasakan masyarakat. Hary menerangkan, gempa susulan ini hanya bisa tercatat di alat pengukur gempa yaitu seismograf.
Sebelumnya BMKG mencatat gempa bumi pertama pada Jumat malam dengan kekuatan 6,9 SR terjadi dengan koordinat episenter pada 8.03 lintang selatan (LS) dan 108,04 bujur timur (BT), atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer (km) arah tenggara Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar dengan kedalaman 120 km.