Ahad 17 Dec 2017 15:31 WIB

Presiden Serukan Ukhuwah di Depan Kader Kokam dan Banser

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi
Foto: Debbie Sutrisno / Republika
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 20 ribu pemuda Islam dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah mendeklarasikan komitmen perdamaian dan jaga bumi. Deklarasi dibacakan dalam Apel Kebangsaan dan Penanaman Pohon di Lapangan Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta.

Presiden Joko Widodo bertindak langsung sebagai pembina upacara, yang berpesan jika semangat kegiatan itu menjadi pondasi penting kedamaian di Indonesia. Menurut Jokowi, ukhuwah Islamiyah, wathaniyah (kebangsaan) dan basariyah (kemanusiaan) dan tolerannya Islam di Indonesia menjadi inspirasi dunia menciptakan perdamaian.

"Sebagai pewaris darah juang para ulama KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan, kita harus mencontoh mereka sebagai pejuang yang menciptakan Islam rahmatan lil alamin di Indonesia ini," kata Jokowi, Sabtu (16/12).

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi mengungkapkan, tema Pemuda Hebat Menjaga Bumi dipilih untuk menegaskan komitmen pemuda Indonesia menjaga bumi NKRI tercinta. Menurut Imam, komitmen itu penting agar Indonesia tetap lestari untuk kebaikan generasi, secara ideologis serta ekologis.

"Perbedaan agama, suku, ras dan budaya tidak akan mengurangi komitmen persatuan sebagai negara bangsa yakni satu bangsa, satu nusa, satu bahasa Indonesia," ujarnya.

Setelah prosesi upacara, Presiden didampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan sejumlah menteri Kabinet Kerja melakukan penanaman pohon. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni'am menyatakan, kegiatan ini merupakan salah satu terjemahan nawacita Presiden Joko Widodo.

Salah satunya, lanjut Ni'am, dengan memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga. Ni'am sendiri berpendapat, pertemuan ini merupakan sejarah bersatunya dua kekuatan besar dan strategis bangsa Indonesia.

"Selanjutnya, harus diperbanyak kegiatan bersama di level daerah, perbedaan itu sunnatullah hanya saja, banyak hal yang mempersatukan kita dengan berbagai titik persamaan, ini yang harus terus didorong untuk berkontribusi positif bagi umat, bangsa dan negara," kata Ni'am.

Selain Presiden dan Menpora, Apel Kebangsaan turut dihadiri Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjanjanto, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono dan Kapolda DIY Brigjend Pol Ahmad Dofiri.

Ada pula Mensesjab Pramono Anung, Mendikbud Muhadjir Effendy, Mendes dan Transmigrasi Eko Sanjoyo, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranomo, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement