Senin 18 Dec 2017 00:04 WIB

Kemensos: Bantuan untuk Korban Gempa Jabar Terus Disalurkan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Warga membersihkan material reruntuhan bangunan rumah pasca gempa bumi di Desa Sumelap, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (16/12).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga membersihkan material reruntuhan bangunan rumah pasca gempa bumi di Desa Sumelap, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) terus memberikan bantuan untuk korban yang terdampak bencana gempa bumi di selatan Jawa Barat (Jabar), Jumat (15/12) malam. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Margowiyono mengatakan, Kemensos sudah mendorong bantuan diberikan sejak gempa terjadi Jumat malam.

Bantuan logistik, kata dia, kemudian diberikan Sabtu (16/12) pagi melalui dinas sosial (dinsos) dan taruna siaga bencana (tagana). "Bantuan logistik terdiri dari makanan, lauk pauk, family kit, pakaian anak-anak, selimut, beras di masing-masing kabupaten. Kemudian ada juga santunan untuk satu orang meninggal dunia sebesar Rp 15 juta," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (17/12).

Ia menambahkan, bantuan makanan diberikan di enam kabupaten terdampak di enam wilayah di Jabar, yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Pangandaran, hingga Kota Banjar. Selain itu, Tagana yang dikerahkan sebanyak 182 orang untuk melakukan assessment dan mendirikan dapur umum di Kabupaten Tasikmalaya untuk melayani para pengungsi yang rumahnya terdampak dan rusak.

Namun ia mengakui ada juga wilayah yang tidak memiliki posko pengungsian karena korbanbanyak mengungsi di warga, masyarakat, keluarga. Sehingga, bantuan ini didistribusikan dari rumah ke rumah. Untuk itu, pihaknya melalui Dinas Sosial terus berupaya menambah pasokan untuk bantuan makanan karena ini tak hanya untuk korban, melainkan juga untuk relawan dan tagana.

"Relawan kan butuh dukungan (logistik makanan) jugakan. Untuk itu kami dari pusat sudah kirim barang logistik lagi,  dari dinas sosial juga sudah," katanya.

Kemensos mengklaim bantuan tersebut hingga saat ini sudah memadai karena selain dari Kemensos dan jajarannya, bantuan dari masyarakat, dunia usaha,hingga relawan sudah banyak. "Kalau sudah beginikita jadi satu untuk menanggulangi, mengatasinya. Minimal masyarakat tidakmengeluh terkait pemenuhan kebutuhan dasar," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement