Ahad 17 Dec 2017 21:30 WIB

Reuters: Puluhan Ribu Massa Protes Keputusan Trump

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Subarkah
Peserta aksi Bela Palestina atau aksi 1712 mulai memadati kawasan Monas, Ahad (17/12).
Foto: Republika/Novita Intan
Peserta aksi Bela Palestina atau aksi 1712 mulai memadati kawasan Monas, Ahad (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Reuters, sebuah kantor berita yang bermarkas di London, Inggris, turut memberitakan Aksi Bela Palestina yang dilakukan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Ahad (17/12).

Dalam laporannya, Reuters melaporkan, puluhan ribu umat Islam bergerak dari masjid utama di Ibukota Indonesia ke sebuah alun-alun di Jakarta, pada Ahad (17/12), untuk memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel.

Aksi ini merupakan demonstrasi terbesar di Indonesia, sejak langkah kontroversial Trump awal bulan ini untuk membalikkan dekade kebijakan AS. Polisi memperkirakan jumlah massa yang hadir dalam demonstrasi tersebut, yang diselenggarakan oleh berbagai kelompok Muslim, mencapai 80 ribu orang.

Protes itu berlangsung damai, namun barisan polisi di belakang gulungan kawat berduri menahan kerumunan massa yang berada di luar kedutaan AS, di Jakarta. Seorang juru bicara kepolisian mengatakan, 20 ribu polisi dan anggota militer ditugaskan untuk memastikan keamanan saat demonstrasi.

"Kami mendesak semua negara untuk menolak keputusan sepihak dan ilegal Presiden Donald Trump untuk menjadikan Yerusalem sebagai Ibukota Israel," kata Anwar Abbas, sekretaris jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), kepada seluruh kerumunan massa, seperti yang dilaporkan oleh Reuters, Ahad (17/12).

"Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memboikot produk AS dan Israel di negara ini," kata Abbas saat membaca sebuah petisi yang akan diserahkan ke Duta Besar AS di Indonesia, jika Trump tidak mencabut keputusannya.

Banyak pemrotes berpakaian putih dan membentangkan bendera Palestina, serta mengangkat plakat, dengan meneriakkan, "Damai, cinta dan Palestina bebas".

Reuters juga melaporkan, ada serangkaian demonstrasi di Indonesia mengenai masalah ini, termasuk beberapa di antaranya kelompok keras yang membakar bendera AS dan Israel.

Status Yerusalem, yang merupakan sebuah kota suci bagi orang Yahudi, Muslim dan Kristen, adalah salah satu penghalang terbesar bagi perdamaian Israel-Palestina yang abadi.

Sektor timur Yerusalem diambil alih oleh Israel pada tahun 1967 dan dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.

Warga Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai Ibukota negara merdeka yang mereka cari, sementara Israel mempertahankan bahwa seluruh Yerusalem adalah Ibukotanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement