REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan secara resmi menantang keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dalam enam purnama. Ia mengatakan negaranya juga akan membangun Kedutaan Besar untuk Palestina di Yerusalem Timur, Ahad (17/12).
"InsyaAllah, harinya segera datang, dengan izin Allah, kita akan buka Kedutaan di sana," kata Erdogan dilansir di Reuters. Dalam pidatonya pada anggota partai AK Party juga ia menyampaikan bahwa Turki sudah punya Konsulat Jenderal di Yerusalem yang diwakili Duta Besar.
Pernyataan ini muncul pascapertemuan pemimpin negara Muslim di Istanbul pekan lalu. Pertemuan tersebut sepakat mengecam keputusan Trump dan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Palestina. Dalam konferensi, Erdogan menjadi salah satu yang paling vokal.
Hingga kini, Yerusalem menjadi salah satu yang disengketakan dalam konflik Israel-Palestina. Tempat ini juga merupakan kota suci bagi tiga kepercayaan; yakni Islam, Kristiani dan Yahudi.
Israel merebut Yerusalem timur dalam perang enam hari pada 1967. Namun okupasi ini tidak diakui oleh komunitas internasional. Kemarin, PBB menyampaikan cenderung akan membatalkan klaim AS.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley mengatakan AS tetap tidak memihak dalam sengketa Yerusalem Timur. Ia juga sepakat bahwa Israel dan Palestina harus menentukan sendiri status Yerusalem melalui negosiasi.