Senin 18 Dec 2017 13:23 WIB

Aher: Masyarakat Diimbau Tetap Waspadai Bencana

Rep: Arie Lukihardianti, RR Laeny Sulistyawati/ Red: Elba Damhuri
Warga membersihkan material reruntuhan bangunan rumah pasca gempa bumi di Desa Sumelap, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (16/12).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga membersihkan material reruntuhan bangunan rumah pasca gempa bumi di Desa Sumelap, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. Imbauan ini disampaikan selepas gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter yang terjadi pada Jumat (15/12) malam.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengungkapkan, masyarakat terdampak sudah kembali lagi ke rumah masing-masing selepas gempa tersebut. Masyarakat pun sudah beraktivitas seperti biasa.

"Tapi ingat, harus tetap waspada," ujar Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, kepada wartawan di Bandung, Jabar, Ahad (17/12).

Menurut dia, selepas gempa besar lalu, Pemprov Jabar melalui berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) telah menenangkan masyarakat. Pemprov Jabar juga melakukan mitigasi dan normalisasi pascabencana. "Insya Allah tertangani," kata Aher.

Imbauan senada juga disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Dadi Djakaria. Menurut dia, gempa susulan sempat terjadi pada Sabtu (16/12) pagi. Namun, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Harus tetap hati-hati," kata Dadi, Ahad.

Selain gempa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menjelaskan, frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi terus mengalami peningkatan. Willem mengatakan, bencana ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

BNPB akan terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengawasi ancaman potensi gempa. "Analisis pertama akan koordinasi ke BMKG, mereka yang berwenang," kata Willem saat mengunjungi Tasikmalaya, Sabtu.

Gempa bumi dengan kekuatan 6,9 SR mengguncang Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat pukul 23:47 WIB. Pusat gempa terjadi di 8,03 lintang selatan (LS) dan 108,04 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak enam kilometer arah tenggara Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, dengan kedalaman 120 km.

Sampai dengan Ahad siang, BNPB mencatat gempa yang juga terasa hingga Jakarta tersebut menyebabkan 4 orang tewas, 11 orang luka berat, dan 25 orang luka ringan. BNPB juga mencatat kerusakan menimpa ribuan bangunan, antara lain 2.935 rumah, 46 unit sekolah/madrasah, 38 unit tempat ibadah, 9 kantor, serta 4 rumah sakit dan puskesmas.

Empat daerah yang paling parah mengalami kerusakan yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Pangandaran. Bupati serta wali kota keempat daerah itu telah menetapkan status keadaan tanggap darurat penanganan gempa bumi selama tujuh hari terhitung sejak Sabtu. Status ini dapat diperpanjang sesuai dengan situasi di lapangan.

BMKG sampai dengan Ahad siang terus memonitor perkembangan seputar gempa susulan di selatan Pulau Jawa. Juru bicara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, masih terjadi sebanyak 10-20 gempa susulan dengan skala antara 3,2 SR sampai 3,4 SR.

Namun, Hary menegaskan, gempa-gempa itu tidak membahayakan atau menimbulkan potensi tsunami. Bahkan, kata dia, gempa-gempa tidak bisa dirasakan masyarakat di titik-titik yang sebelumnya dilanda guncangan.

Tidak ada korban

Jumlah kerugian akibat gempa bumi Jumat malam di Kabupaten Banyumas, Jateng, tergolong besar. Meski tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut, ratusan rumah mengalami kerusakan berat, sedang, ringan, dan roboh. Kerusakan juga didapati pada berbagai fasilitas publik, seperti rumah sakit dan tempat ibadah.

"Kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa itu memang cukup besar. Hampir di semua kecamatan ada rumah warga atau bangunan umum yang rusak," ujar Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas Kusworo, Ahad.

Menurut dia, seluruh elemen relawan sedang terjun ke lokasi-lokasi gempa untuk membantu warga memperbaiki rumah mereka yang rusak. Beberapa rumah yang mengalami rusak berat terpaksa dirobohkan karena dapat membahayakan warga kalau dibiarkan.

Selain rumah warga, Masjid Nurul Islam di Desa Pasiraman Lor, Kecamatan Pekuncen, juga mengalami kerusakan berat. Sedangkan, di Kabupaten Banyumas, dua bangunan RS, yaitu RSUD Banyumas dan RS Siaga Medika, juga mengalami kerusakan. Demikian pula di Kecamatan Purwokerto Timur, bangunan RSU Margono Soekarjo mengalami kerusakan berupa tembok retak di beberapa unit bangunannya.

Pemerintah Kota Sukabumi memastikan, tidak ada kerusakan bangunan serta korban jiwa akibat gempa bumi pada Jumat malam dan Sabtu. Hal itu didasarkan pada pantauan petugas penanggulangan bencana di daerah. \"Alhamdulillah, di Kota Sukabumi dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan rumah, ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan, Ahad.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial Margowiyono mengatakan, Kemensos sudah mendorong bantuan diberikan sejak gempa terjadi Jumat malam. Bantuan logistik, kata dia, kemudian diberikan Sabtu pagi melalui dinas sosial (dinsos) dan taruna siaga bencana (tagana).

Bantuan logistik terdiri dari makanan, lauk pauk, family kit, kids wear, selimut, dan beras di masing-masing kabupaten. Kemudian, ada juga santunan untuk satu orang meninggal dunia sebesar Rp 15 juta.

"Bantuan ini diberikan hingga tanggap darurat selama tujuh hari selesai," ujarnya.

(rizky suryarandika/riga nurul iman/eko widiyatno, Pengolah: muhammad iqbal).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement