REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gempa Tasikmalaya, yang terjadi pada Jumat malam (17/2), membuat berbagai fasilitas umum di Jabar rusak. Salah satunya, sekitar 40 sekolah di Jabar mengalami kerusakan.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Ahmad Hadadi, sekolah yang rusak berat di Jabar sebanyak 11 bangunan dan 20 rusak sedang serta ringan.
"Paling banyak, sekolah yang rusak tersebut ada di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya," ujar Hadadi kepada wartawan di sela-sela acara Forum Kebijakan Pendidikan dan Pembelajaran Orang Dewasa, di Hotel Harris Kota Bandung, Senin (18/12).
Hadadi menjelaskan, bangunan sekolah yang rusak berat itu di antaranya ada di SMKN Bantar Kalong Tasikmalaya sebanyak dua ruang kelas dan satu ruang guru rusak, SMAN Cigalantang satu ruang komputer dan dua ruang kelas, SMAN Karangnunggal satu kelas rusak berat dan 21 rusak ringan, SMAN Cipatujah, SMKN 3 Kota Tasikmalaya, SMAN 8 Kota Tasikmalaya benteng belakanganya roboh, SMAN 10 Kota Tasikmalaya satu kelas rusak berat dan lainnya.
"Ya, paling banyak kerusakannya memang di Tasikmalaya," katanya.
Menurut Hadadi, perbaikan semua ruang kelas yang rusak tersebut saat ini masih menjadi skala prioritasnya. Dalam waktu dekat, ia akan menggelar rapat untuk menggeser-geser dana yang ada.
"Sumber anggaran untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak itu ada 3. Yakni, bisa dari APBD 2017, APBN dan membuka CSR," katanya.
Hadadi optimistis, dari dana CSR akan banyak perusahaan atau lembaga yang memberikan dana untuk perbaikan ruang kelas yang rusak karena gempa. Karena, saat ini banyak perusahaan yang memberikan perhatian tinggi untuk pendidikan.
Saat ini, kata dia, Dinas Pendidikan Jabar masih menghitung kebutuhan anggaran untuk memperbaiki gedung yang rusak tersebut. Yakni, dengan menurunkan tim teknis dari konsultan untuk mendata tingkat kerusakan dan perbaikannya seperti apa.
"Saya berharap, perbaikan kerusakan kelas bisa dilakukan saat siswa masih musim libur jadi tak akan terganggu," katanya.