Selasa 19 Dec 2017 00:27 WIB

Pegawai Kemenag Diamanahkan Jadi Agen Harmonisasi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, didampingi Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X, meresmikan 10 balai nikah dan manasik haji KUA Kecamatan di DIY.  Peresmian dilakukan di GOR Universitas Negeri Yogyakarya (UNY), bertepatan pelaksanaan Gebyar Kerukunan Kanwil Kemenag DIY. Senin (18/12).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, didampingi Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X, meresmikan 10 balai nikah dan manasik haji KUA Kecamatan di DIY. Peresmian dilakukan di GOR Universitas Negeri Yogyakarya (UNY), bertepatan pelaksanaan Gebyar Kerukunan Kanwil Kemenag DIY. Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kanwil Kemenag DIY baru saja menggelar Gebyar Kerukunan 2017. Dalam kesempatan itu, baik Menteri Agama maupun Paku Alam X berpesan agar pegawai-pegawai Kemenag memahami posisinya di tengah masyarakat.

"Setiap pegawai Kemenag dituntut jadi agen harmonisasi, untuk menciptakan penegasan kerukunan umat beragama di DIY yang dikenal sebagai city of toleran," kata Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Senin (18/12).

Ia menilai, pegawai-pegawai Kemenag memiliki posisi yang berbeda dari pegawai-pegawai negeri lain. Setiap pegawai Kemenag hampir pasti dianggap sebagai tokoh masyarakat di daerahnya masing-masing. Untuk itu, ia mengingatkan, pegawai-pegawai Kemenag merupakan ujung tombak dan garda terdepan dalam mengelola konflik promordial maupun ideologis. Karenanya, setiap orang harus memahami posisinya itu di tengah masyarakat.

Senada, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin merasa, pegawai-pegawai Kemenag tidak cukup hanya mengedepankan semboyan ikhlas beramal. Bahkan, memahami proses internalisasi jika bekerja hakekatnya ibadah pun dirasa belum cukup. Lukman berpendapat, setiap aparatur sipil negara (asn) maupun pegawai tidak tetap (ptt) Kemang harus memiliki kesadaran posisi. Posisi, yang senantiasa dijadikan panutan bagi masyarakat luas.

"Mohon Jogja (DIY) betul-betul istimewa, bukan hanya semboyan, asn-asn betul-betul bisa menjadi role model untuk ditiru," ujar Lukman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement