REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, dengan upaya Outbreak Response Immunization (ORI) difteri yaitu pemberian imunisasi setelah mendapat laporan kejadian luar biasa (KLB) difteri maka anak-anak dan masyarakat bisa kebal membentuk antibodi. Ini membuat bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyebabkan penyakit difteri lambat laun mati.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, meskipun ORI sudah diberikan pada anak, belum tentu itu bisa efektif 100 persen membunuh kuman. "Mungkin dibunuh belum bisa, kuman itu bisa saja selalu ada di kerongkongan kita dan kita menjadi carrier. Tetapi kalau semua orang kebal, lama-lama bakteri itu mati dan hilang sendiri karena dia hanya bisa hidup di tubuh manusia," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (18/12).
Nantinya, bakteri ini pindah ke manusia lain ternyata dia kebal, bakteri ini kembali tidak bisa berkembang biak lagi. Lama-kelamaan bakteri ini mati karena tidak ada inangnya. Jadi, kata dia, satu-satunya cara untuk menghadapi bakteri ini hanya dengan imunisasi.
"Tidak bisa dengan cara lain, seperti kebersihan saja, herbal, makanan sehat, bahkan daya tahan tubuh alami juga tidak bisa," ujarnya.
Ia menegaskan, sebagian besar yang menderita kasus-kasus difteri adalah mereka yang tidak imunisasi sama sekali,atau imunisasinya tidak lengkap. Untuk itu, Kemenkes mendorong orang tua supaya memberikan ORI pada anaknya.
Disinggung jika pelaksanaan ORI berhasil mengeliminasi difteri sampai nol, Jane ragu. Ia menjelaskan, sebetulnya Indonesia belum pernah mengalami kasus difteri sampai nol.
"Yang disebut tidak ada kasus difteri itu tidak terungkap. Tetapi setiap tahun itu selalu ada, tidak pernah nol," ujarnya.
Jika benar kasus difteri menjadi nol, kata dia, maka ini yang pertama dalam sejarah Indonesia bebas difteri. Namun, kata dia, yang menjadi perbedaan kasus difteri dahulu dengan sekarang adalah kalau orang dewasa saat ini ikut berpartisipasi dalam ORI. Padahal, dulu tidak ada manusia dewasa yang imunisasi lanjutan Tetanus difteri (Td).