REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menampik bahwa ia lebih dominan dalam menjalankan pemerintahan daripada Gubernur Anies Baswedan. Menurut dia, ini merupakan strategi yang telah mereka pilih.
Ia mengibaratkan stategi tersebut seperti bermain badminton. Setelah pukulan pertama dilakukan, posisi selanjutnya diatur berdasarkan situasi dan kondisi di lapangan.
"Seperti kayak main badminton bulu tangkis, jadi serve-nya pertama dari kanan abis itu siapa yang di depan siapa yang di belakang, siapa yang ke kiri siapa yang ke kanan. Itu tergantung situasional," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/12).
Sandiaga mengaku nyaman dengan cara tersebut. Anies pun, kata dia, sangat menikmati peran tersebut. Ia berharap pola kerja sama ini tepat dan sesuai dengan kondisi saat ini.
Sandiaga mengklaim tak ada lagi ego-ego sektoral antara ia dan Anies. "Tidak ada sylo-sylo, tidak ada sektoral, ego yang menunjukan oh kalau bagian ini bagian Pak Anies ini bagian saya," kata dia.
Kendati demikian, mereka selalu melakukan diskusi setiap hari, terutama di pagi hari. Saat itulah dilakukan pembagian tugas. Ia memberikan contoh, masalah banjir akan lebih banyak diselesaikan oleh Anies.
Ia banyak berurusan dengan masalah ekonomi, misalnya penyerapan anggaran, peningkatan ekonomi, hingga penciptaan lapangan kerja. Sandiaga meminta masyarakat menilai sendiri kinerja keduanya. Ia juga akan terus mengevaluasi strategi tersebut. "Kita akan terus melalukan evaluasi efektivitas terhadap komunikasi kita," kata dia.