Senin 18 Dec 2017 20:01 WIB

ADS Hanya Efektif Bekerja Jika tak Terlambat Ditangani

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Pekerja menunjukan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja menunjukan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Zakiudin Munasir mengatakan, obat penyakit difteri yaitu Anti-Difteri Serum (ADS) hanya efektif jika diberikan pada penanganan kasus yang tidak terlambat. Menurut Zaki, kalau bakteri yang menyebabkan penyakit ini yaitu Corynebacterium diphtheriae masih beredar di tubuh maka pemberian ADS bisa membuat bakteri ini diblok.

"Tetapi kalau terlambat maka ADS tidak bisa mengikat toksin yang ada di sel-sel tubuh. Jika sudah kemana-mana dan menyerang organ tubuh, maka keberhasilan toksinnya kecil," ujarnya saat konferensi pers IDI menyikapi KLB difteri, di Jakarta, Senin (18/12).

Ia menambahkan, yang berbahaya dari difteri adalah mengeluarkan racun yang digunakan untuk menghancurkan jaringan di sekitarnya supaya bakteri ini leluasa menyebar. Jadi, racun ini bisa membentuk selaput dan menghancurkan sel-sel di sekitarnya.

Karena itu, lata dia, penderita difteri kalau buka mulut bau sekali karena jaringan tubuhnya mati akibat toksin. Kalau terkena saluran napas maka penderitanya bisa menyumbat dan meninggal atau tak jarang ini membuat perlu dilubangi trakeanya.