REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepolisian Federal Australia (AFP) harus menanggung malu setelah rencana penangkapan seorang terduga agen Korea Utara secara tidak sengaja tersiar di media sosial, beberapa hari sebelum rencana itu dilaksanakan.
AFP telah mengonfirmasi penyelidikan internal telah dilakukan, setelah diskusi antarstaf tentang bagaimana menangani pelaporan media tentang penangkapan tersebut tersiar secara tidak sengaja di platform media sosial Periskop.
Pada Sabtu, (16/12) seorang pria asal Sydney berusia 59 tahun ditangkap petugas AFP karena diduga melakukan percaloan senjata dengan pemerintah Korea Utara. Suara dari diskusi tersebut direkam oleh surat kabar The West Australian pada Rabu (13/12), sebelum postingan tersebut dihapus.
Pria tersebut diduga terlibat dalam usaha menjual rudal dan bagian rudal dari Korea Utara kepada pihak lain, melanggar undang-undang Australia dan hukum internasional. Dalam rekaman tersebut, seorang petugas AFP terdengar sedang mendiskusikan rincian operasi penangkapan.
"Kami tak akan melakukan kontak senjata, baiklah, hanya setengah lusin orang dan van forensik," kata petugas itu dalam rekaman.
Seorang petugas pria lainnya kemudian terdengar menyebutkan kapan para pemimpin politik bisa mengomentari penangkapan tersebut, jika mereka melepaskan rinciannya pada Ahad (17/12) pagi.
"Kami hanya perlu menyadari bahwa PM (Perdana Menteri) akan berbicara pada suatu waktu di hari Minggu untuk membicarakan tentang (Pemilihan Sela) Bennelong, demikian pula Bill Shorten (pemimpin oposisi)."
Dalam sebuah pernyataan, AFP mengonfirmasi rekaman yang tersiar secara tidak disengaja tersebut. "Insiden itu terjadi saat (kami) menguji peralatan penyiaran media sosial," kata seorang juru bicara kepada ABC.
"Sejumlah langkah ditempuh untuk memastikan kejadian tersebut tidak akan terulang lagi.”
"Masalahnya telah dirujuk ke area keamanan AFP untuk ditinjau. Karena itu, komentar lebih lanjut tidak akan diberikan pada saat ini."
Setelah penangkapan itu, para petugas AFP dan menteri menggambarkan tuduhan tersebut sebagai hal yang "belum pernah terjadi sebelumnya", dan memeringatkan tentang kondisi serius dari tuduhan tersebut.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.