REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pekerjaan rumah masih mengadang Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, yakni melistriki Kepulauan Mentawai yang masuk dalam jajaran pulau-pulau terluar Indonesia. Hingga 2017 ini, rasio elektrifikasi di Sumatra Barat masih 86,6 persen. Pengganjalnya, Kepulauan Mentawai yang rasio elektrifikasinya masih bertengger di angka 50-an persen.
Secara geografis, memang tak mudah melistriki Kepulauan Mentawai yang terdiri atas empat pulau utama, yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan. Listrik menjadi komoditas langka bagi masyarakat Mentawai, terlebih yang tinggal di pedalaman. Desa-desa di Mentawai masih banyak yang terletak di daerah terpencil dengan akses utama adalah sungai dan jalan darat yang belum berlapis aspal atau semen.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menyebutkan, salah satu solusi untuk mempercepat akses listrik di Mentawai adalah pembangunan jalur trans-Mentawai. Trans-Mentawai merupakan infrastruktur jalan yang dibangun per pulau, dengan menghubungkan satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Nantinya, infrastruktur listrik akan menyusul dibangun dengan mengikuti jalur trans-Mentawai yang sudah eksis.
Berdasarkan pengamatan Republika.co.id, pembangunan jalur trans-Mentawai memang sejalan dengan pembangunan infrastruktur listrik. Jalur jalan yang menghubungkan Muara Sikabaluan dan Desa Malancan misalnya, sudah terlihat tiang-tiang listrik yang didirikan. Meski belum tersambung kabel listrik, namun pengerjaan infrastruktur listrik diharapkan mampu melistriki wilayah pedalaman Mentawai nantinya.