Selasa 19 Dec 2017 17:55 WIB

Panin Dubai Syariah akan Fokus Biayai Segmen Ritel

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Karyawati menghitung uang di banking hall Bank Panin Dubai Syariah, Jakarta, Senin (19/6).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung uang di banking hall Bank Panin Dubai Syariah, Jakarta, Senin (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (Panin Dubai Syariah) bakal lebih fokus menggarap pembiayaan di segmen ritel pada 2018. Saat ini, pembiayaan masih didominasi segmen korporasi dan komersial.

Head of Financial Strategic Planning Panin Dubai Syariah, Popo Fauzan, mengatakan, saat ini segmentasi Panin Dubai Syariah tidak terlepas dari korporasi dan komersial. Karenanya, manajemen Panin Dubai Syariah berinisiatif untuk mengembangkan segmen ritel. Sehingga bisa menggeser dari penghimpunan dana mahal ke dana murah. Porsi ritel banking saat ini di bawah 50 persen.

"Diharapkan bisa menggeser segmen komersial sebesar 10 persen, yang sekarang masih di atas 50 persen," kata Popo kepada wartawan seusai acara Public Expose di gedung Panin Bank, Senayan, Selasa (19/12).

Popo menjelaskan, salah satu caranya melalui pertumbuhan anorganik. Panin Dubai Syariah telah menjalin kerja sama dengan perusahaan induk melalui Layanan Servis Bersama (LSB), serta kerja sama dengan Kementerian Agaman melalui Layanan Satu Atap (LSA) terutama dalam penggalangan dana haji.

Fokus ritel banking tersebut salah satunya juga melalui penggalangan dana haji. Saat ini, dana haji yang ditempatkan di Panin Dubai Syariah sekitar 10 persen dari total dana haji. "Target kami bisa meningkat di 2018. Karena nantinya setelah dana haji dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan ada perubahan-perubahan," kata Popo.

Pengembangan segmen ritel juga diharapkan dapat meningkatkan komposisi dana murah (CASA) yang saat ini porsinya hanya 13,9 persen. "Kami ingin CASA bisa di atas 20 persen pada 2018 dengan tambahan dana haji," ujarnya.

Di samping itu, pada 2018 emiten berkode PNBS tersebut akan melakukan pembenahan pembiayaan terklasifikasi, pebiayaan ritel banking, pengembangan jaringan kantor anorganik. Selain itu, memperkuat struktur permodalan melalui right issue, serta efisiensi, salah satunya dengan pengembanhan core banking system yang baru.

Perusahaan juga akan lebih konservatif dalam ekspansi pembiayaan. Meskipun, pertumbuhan pembiayaan pada kuartal III 2017 mencapai 24,6 persen (yoy). "Kuartal IV mungkin akan terkoreksi. Makanya 2018 kami akan kebih konservatif karena petimbangan makro ekonomi," kata Popo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement