REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai, adanya kelompok-kelompok besar dalam sebuah partai merupakan hal yang biasa. Tokoh senior Partai Golkar tersebut, mengakui terdapat kubu-kubu tertentu atau faksi dalam internal Golkar.
"Ya saya kan bekas ketum (ketua umum), Ical (Aburizal Bakrie) juga begitu, yang lain-lain juga begitu," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Selasa (19/12).
Jusuf Kalla mengungkapkan, sebab-sebab munculnya kubu di internal Golkar yakni karena sama-sama pernah menjadi pengurus. Jusuf Kalla sendiri menjabat sebagai ketua umum Golkar periode 2004-2009.
"Pasti banyak teman di dalam yang dulu pernah jadi pengurus, ketua, pasti kan lebih dekat," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla membantah jika antar kubu di internal Golkar dapat saling berseteru satu sama lain sehingga dapat menimbulkan perbedaan pandangan bahkan perpecahan. Menurutnya, hubungan antar kubu tersebut hanya sebatas karena memiliki pengalaman yang sama sebagai pengurus Golkar.
"Tidak berarti kelompok-kelompok itu kemudian berseteru, tidak. Bisa saja cuma hubungan lebih dekat saja, kalau lima tahun sama-sama bekas sekretaris, bekas wakil ketua, pasti lebih dekat daripada yang bukan (pengurus partai) kan?," ujar Jusuf Kalla.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo sempat membeberkan rahasia umum mengenai kubu-kubu tertentu di internal Partai Golkar. Hal tersebut diungkapkannya dalam pidato pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Jakarta Convention Center, Senin (18/12) lalu.
"Yang saya tahu, ada grup-grup besar di Golkar. Ada grupnya Pak JK (Jusuf Kalla), ada. Ada grup besar dari Pak ARB (Aburizal Bakrie) ada. Pak Luhut (Binsar Pandjaitan) ada. Diem-diem, tapi ada," kata Joko Widodo, yang disambut tawa semua peserta yang menghadiri Munaslub Golkar
Joko Widodo kembali membuka grup lainnya yang kerap memegaruhi keputusan politik di Golkar. Mereka yang nama-namanya disebut oleh Joko Widodo terlihat tertawa.
"Ada juga grup besar Pak Akbar Tandjung, ada, semua tahu. Ada juga grup besar Pak Agung Laksono. Dan grup besar lainnya," lanjutnya.