REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kelompok Ternak Liang Bukal, Desa Batu Tering, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, memanfaatkan biodigester atau pengolah limbah kotoran sapi bantuan Bank Indonesia sebagai alat penghasil listrik berkapasitas 1.000 watt.
"Listrik yang dihasilkan telah mampu menerangi kandang komunal milik kelompok, sehingga menjadi sumber energi baru terbarukan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Prijono, pada peresmian pengolahan limbah ternak ke-2 Kelompok Ternak Liang Bukal, Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Sumbawa, Selasa (19/12).
Melalui keterangan tertulisnya, Prijono mengatakan biodigester dengan kapasitas 17 meter kubik tersebut mampu mengolah kotoran sapi padat maupun cair menjadi pupuk organik. Pupuk organik tersebut kemudian dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, sehingga tercipta konsep pertanian dan peternakan yang terintegrasi.
Selain menghasilkan pupuk organik dan energi listrik, biodigester tersebut juga bisa menghasilkan bahan bakar gas (biogas) yang sudah dimanfaatkan oleh anggota kelompok untuk kebutuhan memasak.
Prijono berharap melalui konsep pertanian dan peternakan yang terintegrasi, diharapkan akan meningkatkan nilai tambah kegiatan ekonomi melalui pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi yang selama ini tidak termanfaatkan di Desa Batu Tering.
Ke depan, Bank Indonesia juga berharap Kelompok Ternak Liang Bukal, dapat menjadi tempat pembelajaran peternakan terintegrasi dengan sektor pertanian di Kabupaten Sumbawa. "Lebih jauh lagi diharapkan peternakan dan pertanian tersebut dapat pula diintegrasikan ke sektor pariwisata melalui 'ecofarming tourism', mengingat Desa Batu Tering juga terkenal memiliki daerah wisata Liang Bukal," ujarnya.
Asisten 1 Sekretariat Daerah Sumbawa Muhammading, juga mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama Kelompok Ternak Liang Bukal, Desa Batu Tering.
Ia berharap biodigester tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh kelompok penerima bantuan dalam rangka meningkatkan nilai tambah sektor peternakan di wilayahnya.