Rabu 20 Dec 2017 15:05 WIB

Minimnya Dana Riset Sebabkan Indonesia Semakin Tertinggal

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto.
Foto: Republika/Prayogi
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto menegaskan, minimnya dana riset menyebabkan Indonesia semakin tertinggal dalam hal penelitian. Saat ini, dana riset tetap bertahan dengan prosentase 0,25 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Dana penelitian secara keseluruhan yang masih minim, hanya 0,25 persen. Jadi memang kita sekarang merasa kekurangan. Apalagi riset yang terkait dengan teknologi masih kurang," ungkap Bambang di Auditorium LIPI, Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (20/12).

 

Bambang mengatakan, belum lama ini memang ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari salah satu partai politik yang berencana menaikkan prosentase dana riset menjadi 2,5 persen. Namun, mengenai rencana tersebut, dia mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut. Apakah rencana tersebut bisa segera direalisasikan atau tidak.

 

Menurut dia, jika nantinya rencana tersebut bisa terlaksana, maka dirinya akan fokus pada revitalisasi alat penelitian. Revitalisasi dilakukan, untuk menekan ketertinggalan riset Indonesia dengan riset-riset dari negara lain, seperti Jepang, Korea, Vietnam dan lainnya.

 

"Ini kan masih mimpi (dana riset naik menjadi 2,5 persen). Tapi seandainya itu benar, maka yang akan dilakukan adalah merevitalisasi alat penelitian," jelas dia.

 

Meski begitu, dia mengaku, dana riset untuk tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan. Namun, jumlah tersebut tetap saja belum bisa mencukupi kebutuhan penelitian saat ini.

 

Sebab, dana tersebut tidak sepenuhnya dianggarkan untuk keperluan penelitian. Namun, untuk layanan perkantoran dan lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement