REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Usianya sudah menginjak kepala tiga dan langkah kakinya pun semakin berat, dengan pergerakan lambat dan tubuh yang membengkak karier Wayne Rooney diprediksi bakal segera habis.
Namun, gambaran tersebut salah total. Pesepak bola kelahiran Croxteth, Liverpool, 32 tahun silam itu ternyata masih sangat penting bagi klub yang dicintainya, Everton.
Si Benteng Biru (Goodison Park) yang terletak di tepian Sungai Merseyside begitu bersahabat dengan eks pemain Manchester United ini. Kembali dari perjalanan panjang bersama the Red Devils, Rooney kini menunjukan dirinya mampu menghadirkan fenomena 'echo chambering' kepada para Evertonian.
Fenomena yang menerapkan semua kalangan (paruh baya) tetap bergelora menyaksikan kesebelasan tercinta sukses di masa lampau. Memiliki spirit dan kebanggan (hanya) dari massa yang diinginkan agar merasa masih ada di era tersebut.
Naluri gol Rooney pun masih terlihat jelas. Dari catatan Whoscored jumlah gol Wazza, panggilan Rooney, hingga pekan ke-18 telah terkumpul sebanyak sepuluh gol dengan dua assist dari 16 penampilannya. Sungguh suatu hal yang mustahil di kompetisi seketat Liga Primer Inggris dengan usia yang semakin senja seseorang pemain masih bisa berkontribusi besar.
Terbaru, Rooney berhasil menyumbangkan satu gol dan dua assist saat the Toffees mengalahkan Swansea City dengan skor 3-1, Selasa (19/12) kemarin.
Adapun dua faktor yang tetap membuat nyawa Rooney hidup di lapangan hijau adalah faktor kehadiran Sam Allardyce dan pergantian posisi dari striker ke centrocampista (gelandang tengah).
Tugas yang diemban Rooney terbilang tak begitu berat dengan musim sebelumnya, pemilik nomor punggung 10 kini lebih bermain ke belakang dan melakukan pergerakan-pergerakan bebas. Titah Big Sam pun cukup simpel, yakni Rooney sepertiga lapangan antara garis tengah dan kotak penalti lawan. Alhasil, limitasinya pun dapat teratasi.
"Di usia saat ini saya merasa ini adalah posisi terbaik. Saya bisa memilih kapan harus berada di kotak penalti dan kapan harus berada di luar kotak penalti untuk mengontrol permainan. Saya pun bisa mengatasi permainan saya di sana dan mencetak banyak gol, itulah yang sedang saya lakukan dalam beberapa pekan terakhir," ujar Rooney kepada Sky Sport dilansir Soccerway, Rabu (20/12).
Sementara itu, Rooney menilai kehadiran Allardyce ke Goodison Park mengubah segalanya. The Toffees akhirnya bisa merangkak naik ke urutan sembilan di klasemen Liga Primer. "Saya tidak pernah memasang target apapun, biarkan mengalir begitu saja. Terkadang Anda dapat banyak kesempatan dan mencetak gol, semoga saja terus seperti itu. Saya merasa fit dan bugar," sambung dia.
Sebelumnya, Rooney memutuskan hengkang dari Manchester United (MU) untuk kembali ke Everton pada musim panas 2017 kemarin, klub yang sempat ia bela 13 tahun lalu. Ia bertukar tempat dengan Romelu Lukaku yang kini berseragam Iblis Merah.
Apabila Rooney tampil cemerlang dan menunjukan proses positif di usianya saat ini, maka hal berbeda di rasakan oleh Lukaku, ia sedang menjalani periode gelap setelah sulit membuktikan diri sebagai striker kelas atas. Meski pun dirinya sudah melepas catatan puasa golnya di musim ini.