REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih menghitung dampak akibat gempa bumi yang mengguncang selatan Pulau Jawa, Sabtu (15/12) malam. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah kerugian belum dihitung.
"Belum dihitung," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/12).
Sutopo menerangkan, berdasarkan data terbaru per Selasa (19/12) pukul 19.00 WIB, sebanyak empat jiwa meninggal dunia dan 36 orang luka-luka. Kemudian BNPB mencatat ribuan unit rumah rusak. Sutopo menerangkan sejumlah sekolah, tempat ibadah, hingga rumah sakit di Jawa Barat dan Jawa Tengah juga rusak akibat digoyang gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter (SR) tersebut.
Sutopo menerangkan tiga rumah rusak dan tiga sekolah rusak di Kabupaten Sukabumi, dua rumah rusak di Kabupaten Cianjur, dan dua rumah rusak di Kabupaten Bandung. Kemudian 665 rumah rusak dan 14 tempat ibadah hancur di Kota Tasikmalaya, 139 rumah rusak di Kabupaten Garut, 470 rumah rusak dan enam tempat ibadah rusak di Kabupaten Pangandaran, dan 129 rumah rusak di Kota Banjar.
Kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 1.568 rumah rusak dan satu rumah sakit umum daerah (RSUD) rusak di Kabupaten Tasikmalaya.
"Sebanyak 1.847 rumah rusak di Kabupaten Ciamis," ujarnya.
Sementara di Jawa Tengah, kerusakan terjadi di sejumlah provinsi. Di antaranya 24 rumah rusak di Kabupaten Cilacap, 22 rumah rusak dan dua rumah sakit rusak di Kabupaten Banyumas, satu rumah rusak di Kabupaten Banjarnegara, tiga rumah rusak di Kabupaten Pekalongan. Kemudian satu rumah rusak di Kabupaten Sleman. Kerusakan paling parah di Jawa Tengah terjadi di Kabupaten Kebumen karena sebanyak 12 rumah rusak di sana.