Kamis 21 Dec 2017 10:55 WIB

Jelang Nataru, Turis Terus Padati Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ismail Lacarde
Bali masih menjadi magnet bagi turis seluruh dunia, turis AS dan Malaysia merupakan kelompok wisatawan yang paling banyak menghabiskan uangnya di Bali.
Foto: EPA
Bali masih menjadi magnet bagi turis seluruh dunia, turis AS dan Malaysia merupakan kelompok wisatawan yang paling banyak menghabiskan uangnya di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menjelang Natal dan Tahun Baru (nataru), wisatawan mancanegara (wisman) terus berdatangan ke Pulau Dewata Bali. Kedatangan para turis itu terlihat dari pergerakan pesawat dan penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga 20 Desember 2017.

"Sampai H-5 ini, pertumbuhan pesawat dan penumpang menuju Bali positif," kata Communication and Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Kamis (21/12).

Menurut Arie, maskapai rute internasional yang mendarat di Bali bertumbuh 20 persen, dari 65 pesawat tahun lalu menjadi 78 pesawat hari ini. Jumlah kedatangan penumpang asing pun meningkat 5,41 persen dari 11.749 penumpang tahun lalu menjadi 12.385 penumpang periode sama tahun ini.

Penurunan justru terjadi pada wisatawan lokal atau penumpang rute domestik. Mereka yang mendarat di Bali hingga 20 Desember 2017 tercatat 15.366 penumpang, atau lebih rendah 1,95 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 15.672 penumpang.

PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menambah penerbangan (extra flight) yang sebelumnya diajukan maskapai kepada otoritas bandara. Ada 477 penerbangan ekstra dengan 80 ribu tambahan kursi dari lima maskapai. Penerbangan terbanyak adalah rute domestik, dari dan ke Surabaya dengan total 182 penerbangan, disusul Lombok (112 penerbangan), Jakarta (81 penerbangan), dan sisanya kota-kota di Indonesia Timur.

Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali mencatat kenaikan wisman ke Bali mulai terjadi sejak 16 Desember lalu. Jumlahnya terus meningkat dari 5.976 wisman per 15 Desember menjadi 11.986 wisman sehari kemudian.

"Sekitar 26 persen wisman berasal dari Australia, sementara sisanya adalah Eropa (20 persen), India (13 persen), Malaysia dan Amerika Utara masing-masingnya lima persen," kata Ketua BPPD Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.

Pria yang akrab disapa Cok Ace ini mengatakan karakter wisman Australia sedikit berbeda. Mereka sudah menganggap Bali sebagai rumah kedua, dan mereka sudah mengenal Bali luar dan dalam.

"Wisman Australia tidak perlu perencanaan lama untuk berlibur ke Bali. Mereka bisa datang saat akhir pekan, kemudian kembali lagi di hari kerja," katanya.

Manajer Daerah Tujuan Wisata Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana, mencontohkan, kunjungan wisata di Tanah Lot yang sebelumnya sempat menurun karena erupsi Gunung Agung kini berangsur normal. Jumlah wisatawan yang mendatangi tempat eksotis ini per harinya rata-rata sembilan ribu orang.

"Sebelumnya sempat menurun drastis, hanya tiga ribu hingga empat ribu orang per hari," kata Toya Adnyana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement