REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong berbagai perusahaan yang bergerak di sektor pertanian dapat mengadopsi model bisnis inklusif. Dengan demikian, keuntungan yang dihasilkan dari segi bisnis suatu perusahaan juga mengalir dan meningkatkan kesejahteraan para petani di sekitarnya.
"Angkat kesejahteraan petani dengan model inclusive business. Kami akan usahakan agar industri besar bisa merangkul banyak petani," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono, dalam acara pelepasan ekspor perdana 710 ton benih kangkung yang digelar di kantor pusat PT East West Seed Indonesia (Ewindo) di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (21/12).
Menurut Spudnik Sujono, model bisnis seperti yang dilakukan Ewindo merupakan hal yang berbeda dengan penerapan konsep seperti CSR (tanggung jawab sosial perusahaan), atau social enterprise karena dinilai dapat benar-benar mengangkat harkat kesejahteraan para petani yang bekerja sama di dalamnya.
Untuk itu, ujar dia, ke depannya juga diharapkan dapat dikembangkan terus menerus model bisnis seperti Ewindo, sehingga penerimaan hasil ekspor yang dilakukan perusahaan juga bisa mengucur hingga lapisan petani yang bekerja keras dalam menggarap lahan.
"Memroses benih seperti ini tidak gampang. Kita berdoa ke depannya akan berkembang 'ewindo-ewindo' yang lain. Kami juga berharap lebih banyak lagi jenis benih yang dikembangkan," ucapnya.
Ia juga mengutarakan harapannya agar model kemitraan yang dijalin Ewindo terus dijalin kuat tidak hanya dengan memberikan akses ekspor, tetapi juga dalam bentuk transfer teknologi.
Salah satu petani yang bekerja sama dengan Ewindo, Hasan, membuncahkan rasa bangganya karena petani lokal sepertinya dapat menghasilkan komoditas bibit yang diekspor ke luar negeri.
Managing Director Ewindo, Glenn Pardede, menyatakan, ekspor benih kangkung sebanyak 710 ton itu bakal dilakukan bertahap hingga Maret 2018 dengan negara tujuan ekspor, yaitu Jepang, Myanmar, dan Thailand.
"Jumlah 710 ton untuk benih itu adalah jumlah yang 'gede banget' dan membanggakan bagi kami," kata Glenn Pardede.
Dia menambahkan, permintaan benih kangkung saat ini besar dari sejumlah negara, seperti Thailand, yang banyak lahan pertaniannya terendam banjir akibat gejala perubaham iklim yang terjadi beberapa waktu terakhir ini.
Menurut dia, model bisnis yang dilakukan perusahaannya tidak hanya memperkenalkan para petani dengan beragam varietas unggul, namun juga kepada teknik budi daya guna menghasilkan benih berkualitas yang diakui dunia.