REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika kembali menggelar zikir nasional yang akan diadakan di Masjid At-Tin Jakarta Timur. Pada 2017, Zikir Nasional akan digelar selama tiga hari, 29-31 Desember, dalam serangkaian acara yang dinamakan Festival Republik.
Festival Republik 2017 mengusung tema 'Perkuat Silaturahim untuk NKRI'. Adapun puncak Festival Republik adalah zikir nasional 2017 yang digelar pada Ahad (31/12) malam.
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setahun sekali ini merupakan salah satu bentuk syiar dan dakwah. Ajang yang diadakan Republika ini merupakan tempat bertemunya beberapa golongan yang saling menguatkan dalam bangsa Indonesia.
Zikir sendiri menjadi momentum untuk kembali menemukan makna diri kolektif sebagai khalifah Allah di muka bumi. Acara yang sudah digelar lebih dari 10 tahun ini sudah dianggap penting oleh masyarakat, mereka menganggapnya sebagai destinasi.
Menariknya dalam kegiatan ini turut dihadiri oleh beberapa menteri kabinet kerja, ulama Indonesia, selebriti hingga tokoh nasional dan politik. Menurut Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini, kegiatan di akhir tahun ini merupakan salah satu cara alternatif berdoa untuk negara. Mengingat zikir nasional ini dilakukan bersama-sama dengan lapisan tokoh nasional Islam dan masyarakat.
"Ini kegiatan yg bagus sekali, dzikir nasional, cara kita berdoa untuk negara kita tercinta pasti itu pesannya, sekaligus sarana untuk konsolidasi nasional," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (21/12).
Menurutnya, acara tersebut juga merupakan bentuk konsolidasi kebangsaan. Karena yang diinginkan adalah perdamaian, kesejahteraan keadilan untuk bangsa, ungkapnya.
Terpenting, dengan diselenggarakannya kegiatan ini bisa menjadi penyenggaran bersama mengenai komitmen keagamaan dan kebangsaan. "Itu sangat mulia sekali, dan dengan cara itu kita semua bisa kembali merefresh komitmen, keagamaan dan kebangsaan," ucapnya.
Pada Dzikir Nasional 2017 ini, sejumlah tokohsudah menyatakankesediaannya untuk hadir. Di antaranya Ketua Umum PPMuhammadiyahHaedar Nashir, Pimpinan Ponpes Tebu Ireng dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KHSalahuddin Wahid, Pimpinan Majelis Dzikir Az-Zikra Ustaz HM Arifin Ilham, WakilSekjen MUI Pusat Ustaz Tengku Zulkarnain, dan imam muda Muzammil Hasballah.