Kamis 21 Dec 2017 18:48 WIB

Cina Sebut Strategi Keamanan Nasional AS Sensasional

Rep: Crystal LiestiaPurnama/ Red: Fitriyan Zamzami
Militer Cina (ilustrasi)
Foto: EPA/IGOR KOVALENKO
Militer Cina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertahanan Cina mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telahmenciptakan sensasi sensasional mengenai modernisasi militer Cina. Komentar tersebut dikeluarkan sebagai tanggapan atas laporan yang menyebutkan bahwa Gedung Putih merekrut pesaing Cina yang berusaha untuk menantang kekuatan AS.

Presiden AS Donald Trump pada Senin (18/12) menetapkan sebuah strategi keamanan nasional berdasarkan visi Trump Amerika Pertama, yang menetapkan Cina dan Rusia sebagai kekuatan revisionis. Kedua negara dinilai tidak hanya berusaha untuk menantang kekuatan AS tetapi juga  mengikis keamanan dan kemakmurannya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Ren Guoqiang mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs kementerian pada Rabu (20/12) bahwa strategi AS tidak memperhatikan fakta, serta menciptakan kabar sensasional mengenai modernisasi pertahanan Cina. "Strategi tersebut telah mempertanyakan niat rencana pembangunan militer Cina, dan hal itu bertentangan dengan perdamaian di seluruh dunia dan perkembangan hubungan Cina dengan AS," katanya.

Ren jugamengatakan bahwa kontribusi Cina terhadap perdamaian dunia sangat jelas dan bisa dilihat semua orang. Ia juga menekankan bahwa upaya oleh negara manapun atau dengan dokumen apapun untuk mendistorsi fakta atau kecurigaan akan sia-sia.

Angkatan bersenjata Cina, yang terbesar di dunia, berada di tengah program modernisasi yang ambisius. Modernisasi tersebut mencakup invetasi teknologi dan peralatan barueperti pesawat siluman dan kapal induk, serta pemotongan jumlah pasukan.

Sementara strategi keamanan nasional AS kemarin muncul setelah Trump berusaha membangun hubungan yang kuat dengan Presiden Cina Xi Jinping. Trump meminta Xi untuk memastikan Cina berbuat lebih banyak untuk membantu AS mengendalikan program nuklir dan rudal Korea Utara.

Pemerintah Trump menyebut kekuatan militer yang tumbuh di Cina dan upayanya untuk membangun pangkalan militer dipulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan yang diperebutkan menjadi bukti usaha Cina untuk mengubah status quo.

Sedangkan Cina mengatakan perluasan pulau di Laut Cina Selatan hanya untuk tujuan damai, dan menyebutkanb ahwa Cina memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan di sana. Cina bersikeras, tidak ada negara lain yang memiliki hak mempertanyakan tindakannya. n

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement