Jumat 22 Dec 2017 04:04 WIB

Badui Mendunia karena Menolak Modernisasi

Red: Didi Purwadi
Sejumlah warga suku badui berjalan kaki ketika menjual hasil kerajinan dan hasil bumi khas Badui di Jakarta.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Sejumlah warga suku badui berjalan kaki ketika menjual hasil kerajinan dan hasil bumi khas Badui di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Dede Jaelani mengatakan, destinasi wisata Badui mampu mendunia. Karena, wisata Badui memiliki keunikan dengan melestarikan budaya setempat.

"Masyarakat Badui masih mempertahankan budaya nenek moyang dengan menolak modernisasi," katanya saat membuka Badui Festival Tahun 2017 di Lebak, Banten, Rabu (20/12).

Masyarakat Badui yang tinggal di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak banyak dikunjungi wisatawan domestik hingga mancanegara. Potensi objek wisata Badui memiliki nilai jual karena tidak terdapat di daerah lain di Pulau Jawa.

Masyarakat Badui masih mempertahankan adat leluhur dengan menolak kehidupan modern, seperti penerangan listrik, peralatan elektronika, maupun jalan beraspal. Bahkan, masyarakat Badui Dalam kemana pun pergi harus berjalan kaki dan tidak boleh menggunakan angkutan kendaraan.