REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepala Polisi Victoria Russell Barrett mengatakan, kejadian mobil yang menabrik pejalan kaki di Melbourne bukan sebuah kecelakaan. Pelaku dengan sengaja menabrakan mobilnya ke kawasan padat pejalan kaki. Meski demikian, polisi memastikan insiden tersebut tidak berkaitan dengan kegiatan terorisme.
"Motif untuk saat ini masih belum terungkap dan masih terlalu awal saat ini untuk mengaitkan dengan tindakan terorisme, tapi yang pasti kami percaya kejadian itu disengaja," kata Russell Barrett
Pejabat Komisaris Utama Kepolisian Victoria Shane Patton mengatakan, tersangka merupakan warga negara Australia keturunan Afganistan. Dia mengatakan, pria 32 tahun itu memiliki sejumlah catatan buruk mulai dari kekerasan, pemakaian obat-oabtan terlarang dan sejarah cacat mental.
Pada saat yang bersamaan, aparat juga mengamankan rekan pelaku yang berusia 24 tahun. Dia tertangkap tengah mendokumentasikan kejadian. Polisi juga menyita satu buah pisau dari tas yang dibawanya. Namun, Patton mengatakan, terduga pelaku berusia 24 tahun belum tentu terlibat langsung dengan peristiwa tersebut.
Berdasarkan keterangan saksi mata, kejadian bermula saat sebuah mobil Suzuki putih jenis Sport Utility Vehicle (SUV) menerobos lampu merah di jalan Flinders Street yang merupakan salah satu kawasan pusat bisnis di Melbourne. Pelaku lantas menambah laju kendaraan dan menabrak sejumlah pejalan kaki di persimpangan jalan tersebut. Laju kendaraan berhenti setelah mobil menghantam pembatas jalan.
"Saya sedang melintas di jalan Flinders menuju stasiun kereta lalu mendengar deru mesin dilanjutkan suara (tabrakan) yang keras," kata seorang saksi mata di lapangan, David.
Mendengar benturan yang keras, David lantas berbalik dan melihat warga yang ditabrak kendaraan tersebut terlempar ke udara.
Dia melanjutkan, warga disekitar lokasi kejadian lantas menghampiri mobil usai menabrak trotoar. Mereka menarik pelaku dari dalam kendaraan sebelum polisi datang.
Sebanyak 14 orang terluka akibat peristiwa tersebut. Ambulance Victoria mengatakan dalam sebuah pernyataan 12 orang mengalami luka di lokasi kejadian. Dua orang telah dibawa ke rumah sakit, termasuk anak pra-sekolah yang mengalami cedera kepala.
Kepolsian lantas memasang garis kunging dan menutup akses di tempat kejadian perkara. Aparat rencananya akan terus bersiaga disekitar lokasi peristiwa.
Kasus ini serupa pada kejadian Januari lalu di kota yang sama dimana empat orang tewas dan lebih dari 20 lainnya cedera. Dalam kasus ini polisi menangkap sopir yang diketahui memiliki catatan KDRT, penggunaan obat-obatan dan masalah mental.
Polisi mengatakan insiden Januari lalu tidak terkait dengan teror, meskipun hal tersebut menyebabkan Melbourne dan kota-kota lain meningkatkan tindakan pengamanan di daerah pejalan kaki di kota-kota besar.
Kejadian iini menyusul serangkaian serangan teror di Eropa dimana kendaraan digunakan untuk menyerang pejalan kaki. Pada Agustus kemarin misalnya dimana 13 orang pejalan kaki tewas akibat ditabrak mobil di Barcelona. Peristiwa itu juga melukai 100 warga lainnya saat kendaraan melaju kencang di jalur pejalan kaki.
London juga mengalami tiga peristiwa serupa tahun ini dimana dua diantaranya berhubungan dengan kegiatan terorisme.