REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menyebut kota Palembang, kini tidak hanya mengingatkan tentang jembatan Ampera, Sungai Musi atau makanan khas Pempek, namun telah ada Jakabaring Sport City (JSC), kota olahraga terintegrasi yang dibangun di atas lahan seluas 325 hektar.
Dahulu Jakabaring merupakan kawasan berawa-rawa yang sepi dan ditakuti karena rawan kejahatan. Kesan negatif itu perlahan telah diubah oleh Pemprov Sumsel dengan didirikannya kompleks olahraga baru yang modern dan bertaraf internasional di kawasan itu dengan nama Jakabaring Sport City (JSC).
Pada saat Jakabaring Sport City (JSC) dibangun untuk PON XVI 2004, kompleks ini hanya terdiri dari stadion utama dan dua hall olahraga Gelora Olahraga (GOR) Dempo dan Gelora Olahraga Ranau. Kompleks olahraga ini kemudian dikembangkan saat menyambut SEA Games XXVI 2011.
Sebagai tuan rumah Asian Games XVIII bersama DKI Jakarta, di Palembang akan dipertandingkan cabang olahraga yakni Sepakbola, Basket, Tenis/ Soft-Tenis, Voli, Kano/ Kayak, Dayung, Menembak, Triathlon, Sepak Takraw, Panjat Tebing, Skateboarding, Rollerskate dan Boling.
Sejumlah arena (venue) mulai bersolek menyambut perhelatan akbar olahraga di Asia yang akan diikuti 45 negara dengan kontribusi tamu negara di Palembang, Sumatra Selatan, sekitar 15 ribu orang. Arena menembak sudah direnovasi, begitupun dengan arena dayung, sementara lapangan tenis menambah delapan lapangan, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) dan Stadion Madya Bumi Sriwijaya juga tak luput dari renovasi.
Selain merenovasi arena (venue) yang sudah ada, Jakabaring Sport City (JSC) juga ditambah dengan pembangunan arena boling, tiga menara Rusunami Wisma Atlet serta akses transportasi dari Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II hingga Jakabaring Sport City (JSC) sejauh 23,4 km akan dijangkau dengan Light Rail Transit (LRT)/ Kereta Ringan.