REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) menetapkan masa libur akhir tahun selama 17 hari. Masa angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 ditetapkan sejak hari ini (22/12) hingga 7 Januari 2018.
Memasuki masa tersebut, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan penjualan tiket kereta api sudah melebihi 50 persen. "Sekarang total kurang lebih 68 persen tiket terbeli dari total keseluruhanq," kata Edi usai melakukan apel gelar pasukan masa angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2019 di Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (22/12).
KAI menyediakan 8.688 tiket tambahan per hari untuk Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan secara nasional, jumlah tiket tambahan per hari yang disediakan sebanyak 20.880 tiket.
Sementara tiket normal perharinya di luar tiket tambahan yaitu 31.978 tiket dari 55 perjalanan kereta api reguler jarak jauh. Sehingga total ketersediaan tiket secara keseluruhan sekitar 40.666 tiket perharinya selama masa angkutan natal 2017 dan tahun baru 2018.
Meskipun begitu, Edi menjelaskan pada 2 Desember 2017, penjualan tiket pada waktu tersebut sudah hampir 100 persen. Hanya saja, dia menegaskan bukan berarti ketersediaan tiket sudah tidak tersedia karena kemungkinan pembatalan masih bisa terjadi.
"Sekarang (tiket) masih ada kok. Jadi di aitu ada orang yang mungkin membatalkan karena mengubah moda transportasi. Atau mudik bersama keluarga. Tapi yang sudah pasti terjual 68 persen," jelas Edi.
Edi memprediksi sama sesuai dengan proyeksi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), peningkatan penumpang rata-rata bisa mencapai lima persen. Perharinya pada masa angkutan libur akhir tahun lalu terdapay 265.110 penumpang namun tahun ini menjadi 278.552 penumpang.
KAI mengoperasikan 17 kereta api tambahan untuk masa angkutan mudik Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Sebanyak 12 kereta api berangkat dari Stasiun Gambir dan lima lainnya berangkat dari Stasiun Pasar Senen.