REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Nusantara Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen mengadakan kegiatan Sekolah Aswaja di Pondok Pesantren Al-Hasani Jatimulyo, Alian, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah pada tanggal 21-24 Desember 2017. Kegiatan ini mengangkat tema "Aswaja Sebagai Spirit Pergerakan".
Kegiatan tersebut dihadiri oleh kader PMII dari kota Ponorogo Jawa Timur dan hampir dari seluruh Kabupaten/Kota se-Jateng. Bahkan, ada delegasi yang datang dari STIE Mulia Pratama Bekasi Timur. Alasan mereka datang jauh-jauh ke sekolah Aswaja tersebut untuk memperkuat dan memperdalam dan menyebarkan pemahaman tentang Aswaja, serta untuk menangkal paham-paham radikal yang mulai tumbuh di kampus.
PMII merupakan organisasi ekstra kampus yang konsisten memperjuangkan, menegakan dan menjaga nilai-nilai Islam rahmatal lil alamin. Selain itu, PMII juga merupakan anak kandung ideologis dari Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi Islam terbesar di seluruh dunia. Secara ekplisit PMII diamanahi untuk menjaga marwah Islam Indonesia yang rahmatal lil alamin tersebut.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hasani, Fachrudin Achmad Nawawi mengatakan bahwa kader PMII harus bisa menjadi benteng untuk tersebarnya paham radikalisme maupun liberalisme di kampus. Karena, Aswaja sendiri merupakan paham yang mengajarkan Islam moderat.
"Bahwasanya kader pergerakan harus bisa menjadi benteng pertahanan paham Aswaja dan NKRI," ujar Gus Fachru kepada Republika.co.id melalui keterangan tertulisnya, Jumat (22/12).
Gus Fachru menjelaskan bahwa selama ini wajah mayoritas muslim Indonesia sudah merupakan manifestasi dari Islam rahmatal lil alamin, yaitu Islam yang damai, moderat serta toleran terhadap berbagai keyakinan yang dianut. Karena itu, kader PMII harus menjadi garda terdepan untuk menjaga hal itu.
"Islam Indonesia merupakan Islam yang merangkul bukan Islam yang membunuh, Islam yang ramah bukan Islam yang marah dan Islam yang moderat bukan Islam yang menjerat," katanya.